Suara.com - Penyanyi sekaligus aktris kenamaan Lady Gaga menceritakan kisah kelamnya saat masih remaja. Menjadi bintang tamu dalam Oprah Winfrey The Me You Can't See, ia berbicara tentang pemerkosaan.
Pada 2014 silam, saat wanita bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini mengaku pernah diperkosa oleh produser musiknya sendiri hingga menyebabkannya hamil.
"Aku berusia 19 tahun, dan aku bekerja di bisnis ini, dan seorang produser berkata kepadaku, 'Buka pakaianmu," ujar Lady Gaga, dilansir The Guardian.
Tentu Gaga menolaknya dan pergi menghindari si produser. Namun, ia mendapat ancaman semua produksi musiknya akan dibakar jika menolak.
"Dia tidak berhenti memintaku, dan aku hanya bisa terdiam dan, aku tidak ingat apa-apa lagi. Aku tidak akan pernah mau bertemu dengan orang itu lagi," sambungnya. Kemudian, ia mengatakan pemerkosanya tidak mengacuhkannya ketika hamil.
Karena serangan seksual tersebut, Lady Gaga mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD), hingga ia merasakan rasa sakit fisik.
"Aku tidak pernah mengatasinya, dan kemudian tiba-tiba aku mulai mengalami rasa sakit luar biasa di seluruh tubuh yang meniru penyakit yang aku rasakan setelah aku diperkosa," lanjutnya.
Dalam The Me You Can't See, ia menggambarkan respon traumatisnya yang tertunda dan mengaku mengalami istirahat psikotik total.
Gangguan psikotik atau psikosis merupakan kondisi saat penderitanya sulit membedakan kenyataan dan imajinasi. Tandanya berupa halusinasi atau delusi.
Baca Juga: Studi: Ekstasi Bisa Menjadi Obat Pendukung Terapi bagi Penderita PTSD
"Pertama aku merasakan sakit luar biasa, kemudian aku mati rasa, dan kemudian aku sakit selama berminggu-minggu setelahnya," lanjut Gaga.
"Aku menyadari bahwa itu adalah rasa sakit yang sama, yang aku rasakan ketika orang yang memerkosaku menurunkanku di pojok rumah orang tuaku, karena aku muntah dan sakit," imbuhnya lagi.
Sekitar dua tahun setelah selamat dari pelecehan, dia merilis album debutnya The Fame pada 2008 dan menjadi sukses secara global, dengan lima album menjadi nomor satu di Amerika Serikat sejak saat itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak