Suara.com - Sejumlah negara telah melangsungkan program vaksinasi virus corona Covid-19. Meskipun sejumlah negara itu menggunakan vaksin Covid-19 yang berbeda-beda.
Tapi, suntikan vaksin Covid-19, baik itu vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan lainnya itu semua memiliki tujuan yang sama. Semua vaksin Covid-19 itu bertujuan memberikan instruksi pada sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus corona Covid-19.
Sehingga, vaksin Covid-19 ini akan memberikan perlindungan pada tubuh bila terserang virus corona Covid-19. Namun, orang-orang mungkin akan mengalami sejumlah efek samping setelah suntik vaksin Covid-19.
Beberapa efek samping vaksin Covid-19 itu pun menyerupai gejala virus corona, seperti demam, batuk dan bersin yang merupakan respons langsung dari sistem kekebalan.
Efek samping itu menunjukkan bahwa tubuh sedang menciptakan lingkungan yang tidak bisa dihuni dan mengusir organisme yang menyerang.
Efek samping setelah vaksin Covid-19 ini menunjukkan hal sama, ketika tubuh merespons sampel virus corona yang rusak atau tidak aktif. Karena itu, orang-orang cenderung akan mengalami efek samping ringan setelah vaksin Covid-19 yang tidak akan bertahan lebih dari seminggu.
Adapun efek samping umum dari suntik vaksin Covid-19 yang dilansir dari Express, antara lain:
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri
- Rasa sakit
Beberapa orang mungkin akan mengalami efek samping berupa demam tinggi atau menggigil selama 1 hingga 2 hari setelah suntik vaksin Covid-19.
NHS memperingatkan bahwa orang yang mengalami gejala khas virus corona Covid-19, mungkin orang itu memang terinfeksi penyakit tersebut. Terutama, bila mereka mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari, kehilangan indra penciuman dan rasa, serta batuk terus-menerus.
Baca Juga: Varian Virus Corona Yorkshire Punya 3 Mutasi, Seberapa Risiko Menularnya?
Perlu dipahami bahwa kekebalan membutuhkan waktu berminggu-minggu setelah suntik vaksin Covid-19, sehingga seseorang masih bisa mengembangkan infeksi selama periode tersebut.
Efek samping setelah suntik vaksin Covid-19 ini memang tidak menyenangkan, tapi orang bisa mengambil langkah-langkah tambahan untuk meringankannya. Tapi, Anda harus konsultasi dengan dokter sebelum minum obat-obatan yang dijual bebas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG