Suara.com - Kotoran pertama bayi mungkin tidak dianggap istimewa bagi sebagian besar orang tua. Tetapi faktanya, mekonium ini dapat 'memberi tahu' apakah sang bayi memiliki alergi tertentu atau tidak.
Mekonium merupakan feses berwarna hijau tua, kental, dan lengket, yang diproduksi di usus janin sebelum lahir. Ini akan dikeluarkan oleh bayi pada beberapa hari pertama kehidupannya.
Feses ini mengandung zat-zat yang ditelan bayi saat berada di dalam kandungan, seperti cairan ketuban, air, lendir, sel-sel kulit, dan rambut halus. Mekonium mulai terbentuk dalam janin di usia 16 minggu, yang berarti susunannya dipengaruhi oleh apa pun yang ditemui janin sejak saat itu.
Jika dilihat secara mikroskopis, mekonium juga menjadi bahan awal untuk mengembangkan mikrobioma dan sistem kekebalan tubuh bayi, lapor Science Alert.
Apabila campuran molekul yang kaya dan seimbang itu tidak ditemukan di dalam feses sang bayi, para peneliti menduga itu dapat menghambat kolonisasi bakteri di usus. Akibatnya sang bayi berisiko tinggi menderita penyakit alergi, seperti asma atau eksim di masa depan.
Peneliti menganalisis 100 sampel mekonium yang diambil sebagai bagian dari CHILD Cohort Study. Mereka membandingkan sampel dengan tes alergi yag dilakukan pada bayi berusia satu tahun.
Hasil studi menunjukkan, bayi yang telah mengembangkan kepekaan alergi pada saat itu memiliki metabolisme yang kurang bergam pada kotoran pertama mereka.
"Kami menemukan kurangnya keragaman, terutama dalam jumlah jenis asam amino, vitamin, dan senyawa tanaman," kata penulis studi Charisse Petersen, yang mempelajari mikrobioma awal di The University of British Columbia, Kanada.
Kelompok molekul ini diketahui memberi makan mikrobioma yang sedang berkembang, yang mulai terbentuk ketika seorang bayi dilahirkan dan mikroba mulai menjajah usus mereka.
Baca Juga: Studi: Makanan Tinggi Garam Berisiko Menghancurkan Sel Kekebalan Tubuh
Kehadiran mikrobioma ini juga memungkinkan sistem kekebalan untuk mempelajari apa yang sebenarnya menimbulkan bahaya.
"Mikroba baru ditoleransi dan dibiarkan 'menjajah' kita, dan pada waktunya akan mengajari sel kekebalan untuk tidak bereaksi secara berlebihan terhadap sinyal jinak," sambungnya.
"Sayangnya, kami berpikir bahwa beberapa bayi tidak dijajah dengan cukup bakteri menguntungkan ini untuk melatih sel kekebalan mereka," lanjutnya.
Namun, peneliti belum menemukan apa penyebabnya. Mereka sedang menganalisis bagaimana pola makan selama kehamilan dapat berperan.
Untuk meningkatkan kesehatan usus anak, Petersen merekomendasikan untuk menghindari resep antibiotik yang tidak perlu, mengizinkan anak-anak bermain di luar ruangan, mengurangi penggunaan disinfektan, dan menjalani kelahiran vagina serta menyusui jika memungkinkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil