Suara.com - Banyak orang sering menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga. Padahal kotoran telinga tidak perlu dibersihkan secara teratur untuk menjaga saluran telinga tetap berfungsi dan sehat.
Lilin atau kotoran telinga itu berperan penting dalam melumasi, membersihkan dan melindungi saluran telinga. Tapi terkadang, tubuh menghasilkan banyak kotoran telinga sehingga membuat penyumbatan.
Pada kondisi ini, semua orang tetap tidak disarankan menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinganya. Pemakaian cotton bud justru akan mendorong kotoran telinga lebih jauh ke bawah dan bisa membuat telinga terbuka terhadap infeksi.
Kotoran telinga yang didorong mendekati gendang telinga akan jauh lebih sulit dihilangkan. Pada kondisi parah, orang berisiko membuat lubang di gendang telinganya.
Jika Anda mengalami penyumbatan akibat kotoran telinga yang terlalu banyak, janganlah menggunakan cotton bud dan sebaiknya membuat janji dengan dokter THT. Membersihkan kotoran di dokter THT merupakan salah satu cara yang paling dianjurkan daripada menggunakan cotton bud.
Bila Anda tidak bisa bertemu dengan dokter THT karena pandemi, cara lain untuk membersihkan kotoran telinga tanpa cotton bud adalah menggunakan setetes air dan larutan garam.
Havard Health dikutip dari Express, menyarakan Anda untuk merendam bola kapas menggunakan kedua larutan itu dan meletakkannya di telinga sambil membuka ke atas.
Setelah satu menit, miringkan kepala kembali ke bawah dan biarkan cairan keluar dengan lilin atau kotoran telinga di belakangnya atau gunakan spuit untuk membilasnya.
Cara lainnya adalah membeli obat tetes telinga untuk memecah dan membersihkan kotoran telinga di apotek. Obat tetes telinga ini biasanya berbasis air atau minyak.
Baca Juga: Boris Johnson Sebut Semua Vaksin Covid-19 Efektif Lawan Virus Corona India
Anda bisa konsultasi dengan apoteker untuk memilih mana produk yang paling baik. Tapi, orang yang memiliki masalah dengan gendang telinga lebih baik menghindari pembersihkan telinga dengan cara ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025