Suara.com - Pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi kebanyakan perlu minum obat seumur hidup agar tekanan darahnya stabil. Tetapi apakah minum obat juga dibutuhkan bagi seseorang yang tekanan darahnya di atas normal meski belum didiagnosis hipertensi?
Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia Dr. dr. Isman Firdaus, Sp.JP., menjelaskan tekanan darah normal harus di bawah 120 per 80. Lebih dari angka tersebut hingga 140 per 90 belum dikategorikan hipertensi, meski sudah harus waspada.
"Kalau tensi masih dibawah 140, usahakan 3 sampai 6 bulan masih stabil," saran dokter Isman saat siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Selasa (25/5/2021).
Untuk menstabilkan tekanan darah yang masih di bawah 140 tidak harus mengonsumsi obat anti hipertensi. Dokter Isman menyarankan cukup mengubah pola makan dan gaya hidup lebih sehat dan aktif secara konsisten.
"Enggak semua tekanan darah tinggi harus dengan obat-obatan. Kalau mau, perbaiki aktivitas fisik lebih banyak, kemudian tidur juga lebih baik. Kalau setelah tiga sampai enam bulan tensi masih di atas 140, itu membutuhkan obat-obatan," imbuhnya.
Menurutnya, kebanyakan orang terkena hipertensi paling sering disebabkan kebiasaan makan yang terlalu tinggi garam. Akibatnya tensi naik atau juga membuat pembuluh darah jadi lebih kaku karena penumpukan plak. Perasaan stres dan kurang tidur juga dapat memicu tekanan darah meningkat. Meski demikian, kondisi stres tidak selalu mencerminkan penyakit hipertensi.
"Tensi tinggi itu normal kalau memang kondisinya dibutuhkan seperti stres, abis olahraga. Tapi tentu tidak boleh terlalu sering," kata dokter Isman.
Menjaga tekanan darah tetap stabil bukan hanya untuk mencegah terkena penyakit hipertensi, tetapi juga agar tubuh terhindar dari komplikasi penyakit tidak menular lainnya. Dokter Isman menyampaikan bahwa hipertensi bisa menjadi pemicu dari penyakit lain. Sebab tekanan darah yang tinggi menyebabkan gangguan fungsi pada pembuluh darah yang ada disetiap organ tubuh.
"Hipertensi bisa jadi faktor risiko, munculnya penyakit yang lebih berat yaitu terjadi penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, gagal jantung, bahkan kebutaan. Karena ini penyakit masalahnya di pembuluh darah. Organ mana pun yang ada pembuluh darah itu pasti bisa terjadi kerusakan," pungkasnya.
Baca Juga: Wajib Tahu, Begini Saran Dokter Untuk Cegah Serangan Jantung
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa