Suara.com - Infeksi virus corona bukan satu-satunya masalah kesehatan yang dihadapi pasien Covid-19 dengan komorbid atau penyakit penyerta. Pasien yang sebelumnya telah memiliki penyakit terdahulu bisa berisiko alami kondisi lebih berat jika terinfeksi Covid-19 juga.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa komorbid paling banyak yang terdapat pada pasien Covid-19 adalah hipertensi.
"Satgas Covid-19 mengamati sekitar 4.047 kasus konfirmasi Covid. Kemudian dari data itu ternyata diketahui 50 persen atau sekitar 2 ribuan dari kasus covid ternyata memiliki penyakit penyerta hipertensi," kata Koordinator penyakit jantung dan pembuluh darah Kemenkes dr. Ratna Budi Hapsari, MKM., dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (24/5/2021).
Dari data tersebut diketahui bahwa hipertensi menjadi komorbit terbanyak yang disandang oleh pasien Covid-19, lanjut Ratna. Menurutnya hal tersebut perlu menjadi perhatian setiap orang untuk melakukan gaya hidup agar terhindar dari risiko hipertensi. Juga disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak terinfeksi Covid-19.
Ratna mengatakan, dari pengamatan Satgas Covid diketahui bahwa kondisi hipertensi bisa mempengaruhi kondisi intensif dari pasien selama perawatan.
"Salah satu hal yang harus dipegang pola makan sehat. Itu harus mengandung tinggi serat juga buah yang cukup. Kemenkes mengedepankan promosi kesehatan komposisi ikuti isi Piringku. Itu porsinya sudah seimbang karbo, protein, dan sayur," ucap Ratna.
Selain itu yang perlu juga diingat, bukan memastikan nutrisi seimbang tapi juga memperhatikan kadar gula, garam, dan lemak tidak berlebihan. Bukan sekadar untuk menegah hipertensi, Ratna menyampaikan, tidak berlebihan dalam mengonsumsi gula, garam, dan lemak juga baik dalam pencegahan penyakit tidak menular lain seperti diabetes, jantung, hingga obesitas.
"Kadar gula, garam, dan lemak yang dianjurkan adalah gula empat sendok makan per orang per hari, garam satu sendok teh per orang per hari, untuk lemak lima sendok makan per orang per hari," pungkasnya.
Baca Juga: Sekolah di 11 Desa di Garut Dilarang Gelar KBM Tatap Muka
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa