Suara.com - Efek samping vaksin Covid-19 yang paling umum adalah kelelahan, nyeri di lengan yang disuntik dan rasa sakit. Tapi, pembekuan darah baru-baru ini santer dikati-kaitkan sebagai efek samping vaksin AstraZeneca.
Gejala pembekuan darah ini termasuk nyeri berdenyut atau kram di kaki. Tapi, apakah vaksin AstraZeneca dan Pfizer bisa menyebabkan efek samping berupa nyeri kaki?
Menurut data dari Public Health England (PHE), nyeri kaki belum dikaitkan dengan efek samping vaksin AstraZeneca maupun Pfizer secara spesifik. Tapi, PHE mencatat bahwa 1 dari 10 orang telah mengaku mengalami nyeri sendi atau nyeri otot setelah menderita suntikan pertama vaksin tersebut.
Beberapa laporan yang mengaitkan vaksin AstraZeneca dengan pembekuan darah juga telah mendorong dibuatnya panduan khusus tentang efek samping suntik vaksin yang berkaitan dengan kaki.
Sebelum itu dilansir dari Express, penerima vaksin juga telah disarankan untuk menghubungi layanan darurat medis jika mengalami pembengkakan kaki selama 4 hari hingga 4 mingguu setelah suntik vaksi AstraZeneca.
Menurut Publich Health England Guidance for Health professional on health clotting setelah vaksinasi Covid-19, hanya ada 2 kasus trombosis (pembekuan darah dengan trombositopenia (trombosit darah rendah) setelah suntik vaksin Pfizer hingga 31 Maret di Inggris.
Saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa kejadian langka ini disebabkan oleh vaksin Pfizer. Kombinasi pembekuan darah dengan trombosit darah yang rendah telah dikaitkan dengan vaksin AstraZeneca dan tidak dikaitkan dengan vaksin Pfizer.
Sebuah studi yang belum ditinjau secara retrospektif menganalisis catatan kesehatan pada populasi yang berbasis di Amerika Serikat dan membandingkan risiko kondisi pembekuan darah langka setelah suntik vaksin Covid-19 dengan risiko mengembangkannya setelah vaksinasi dengan dua vaksim mRNA ini.
Studi itu menunjukkan bahwa orang yang berisiko tinggi adalah pasien virus corona daripada orang yang menerima salah satu dari vaksin Covid-19 berbasis mRNA ini.
Baca Juga: Usai Suntik Vaksin AstraZeneca, Wanita 35 Tahun Alami Stroke dan Meninggal Dunia
Penulis studi tersebut tidak dapat membuat perbandingan langsung dengan risiko trombosis (pembentukan gumpalan darah) setelah vaksin AstraZeneca karena saat ini tidak digunakan di AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025