Suara.com - Umumnya, para ahli meyakini bahwa makan makanan berkalori dan berprotein tinggi seperti daging dan telur penting untuk umur panjang, tetapi sebuah studi baru oleh Harvard menunjukkan sebaliknya.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti di Harvard TH Chan School of Public Health ini menunjukkan bahwa makan buah dan sayuran dalam jumlah seimbang dapat membuat kita hidup lebih lama.
Bahkan, hanya dengan mengonsumsi dua porsi buah dan tiga porsi sayuran setiap hari sudah dapat menurunkan risiko kematian dini. Dan makan lebih dari porsi itu sudah dapat mendapat manfaat tambahan.
Ahli epidemiologi, ahli gizi dan anggota fakultas kedokteran di Harvard Medical School, sekaligus penulis utama studi ini, Dong D. Wang, MD, Sc.D, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dua porsi buah-buahan dan tiga porsi sayuran adalah jumlah optimal yang dapat dikonsumsi seseorang untuk mengurangi risiko berkembangnya penyakit.
"Jumlah ini kemungkinan menawarkan manfaat paling besar dalam hal pencegahan penyakit kronis dan merupakan asupan yang relatif dapat dicapai oleh masyarakat umum," jelas Wang, dilansir Times of India.
Namun, dalam penelitian, tidak semua buah dan sayuran memiliki manfaat yang sama. Ada beberapa buah dan sayuran yang lebih baik dibandingkan yang lainnya dan dapat bekerja lebih baik dalam meningkatkan manfaat umur panjang.
Misalnya, sayuran berdaun hijau dapat mengurangi risiko penyakit kronis.
Ahli merekomendasikan untuk banyak mengonsumsi bayam, kubis, lobak hijau, wortel, ubi jalar, dan brokoli. Sedangkan buah yang disarankan untuk banyak dikonsumsi seperti jeruk, mulberry, dan stroberi.
Selain aturan lima porsi ini, ada juga cara lain untuk meningkatkan umur panjang, yakni menerapkan diet mediterania dan sering berhubungan seks.
Baca Juga: Rahasia Umur Panjang Supercentenarian, Orang Berusia Lebih dari 110 Tahun
Studi menunjukkan diet mediterania dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan bahkan membantu menjaga berat badan yang sehat. Sementara itu, seks membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan