Suara.com - Nampaknya pemerintah sangat serius untuk memulai kembali sekolah tatap muka di masa pandemi Covid-19. Hal ini diperkuat dengan keluarnya instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pembukaan sekolah pada Juli 2021 mendatang.
Menanggapi ini, Ketua Satuan Tugas Ikatan Dokter Indonesia ((Satgas IDI) Prof. Zubairi Djoerban memandang sikap Jokowi dianggap sebagai jalan tengah polemik dibuka atau tidaknya sekolah.
Hal ini tercermin dari aturan pembatasan jam belajar dan jumlah siswa di dalam kelas, hingga kepastian para guru sudah mendapat suntikan vaksin Covid-19.
"Itu (aturan pembukaan sekolah) cukup bagus," ujar Prof. Zubairi melalui cuitannya di Twitter, Rabu (9/6/2021).
Meski begitu, Profesor Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu tidak menampik jika masyarakat diperbolehkan tetap skeptis atau ragu. Dan keputusan tetap mengikuti atau tidaknya pembukaan sekolah harus berdasarkan data.
"Pasalnya, satu kebijakan ini belum tentu cocok untuk semua daerah. Apalagi daerah berstatus zona merah dan yang bed occupancy rate (BOR) tinggi," ungkap Prof. Zubairi.
Sehingga ia meminta pemerintah daerah mempertimbangkan kembali untuk membuka sekolah yang berzona merah. Sedangkan zona hijau dan kuning, dinilai Prof. Zubairi sudah bisa sekolah kembali dibuka.
Tapi ia mengkhawatirkan dan merasa berat lantaran positivity rate atau angka pertambahan kasus nasional masih sangat tinggi, yaitu di atas 10 persen.
"Semoga saja tiap daerah bisa memastikan semua gurunya telah divaksinasi. Kalau perlu, tak hanya guru. Tapi semua staf di sekolah tersebut," tuturnya.
Baca Juga: Hari Ini 226 Sekolah di Jakarta Uji Coba Belajar Tatap Muka, Kapasitas 50 Persen
Dokter yang berpraktik di RS Kramat 128 Jakarta Pusat itu mengingatkan bahwa tugas orang dewasa adalah melindungi anak-anak, dan ini berlaku untuk semua pihak termasuk orangtua, organisasi, pengusaha hingga pemerintah.
"Makanya monitor dan evaluasi itu harus berjalan terus. Jangan baru dibuka, kemudian ditutup lagi karena banyak guru dan murid yang terinfeksi Covid-19," ungkapnya.
Ia sangat berharap pembukaan pembelajaran tatap muka tidak menciptakan klaster baru seperti sekolah di Pekalongan yang jadi klaster penularan Covid-19.
"Maka itu, saya hanya bisa berpesan. Tolong perketat monitoring dan konsisten dalam menjalankan protokol," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara