Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengingatkan bahwa pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan siswa serta guru, baru tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial anak.
Oleh sebab itu, Koordinator PMP dan kerjasama Sesditdjen PAUD-Dikdasmen Kemendikbudristek Katman mengatakan, PTM terbatas juga harus dilengkapi dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang masih dilakukan.
"Sampai saat ini sudah ada sejumlah sekolah yang memulai pembelajaran tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Karena pelayanan pendidikan pada saat pandemi, satuan pendidikan harus menyediakan menu tatap muka terbatas dan menu pembelajaran jarak jauh. Sehingga dua-duanya akan dilayani," ucap Katman dalam dialog virtual Satgas Covid-19, Kamis (10/6/2021).
Katman menyampaikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan upaya pembelajaran tatap muka terbatas.
Beberapa hal tersebut antara lain harus menghimpun informasi dan kondisi sekolah. Orangtua juga perlu tahu seperti apa sekolah menerapkan protokol kesehatan serta patuh menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Tindakan-tindakan itu, kata Katman, penting dilakukan untuk mencegah risiko penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Diakuinya, rencana STM mungkin terasa tidak terlalu sulit bagi siswa yang SMP maupun SMA.
Tantangan diprediksi akan lebih terasa dalam pelaksanaan PTM terbatas pada tingkat PAUD hingga SD.
Anak-anak yang cenderung aktif secara fisik seringkali bermain dan berdekat-dekatan dengan temannya. Oleh sebab itu, Katman menyarankan agar sekolah memanfaatkan area di luar kelas sebagai tempat belajar.
"Beberapa sekolah tidak melakukan pembelajaran di dalam kelas tapi di luar kelas, area terbuka yang lebih mudah untuk memberlakukan jaga jarak. Jadi kalau terjadi kerumunan akan lebih mudah diantisipasi dan memberikan tanda untuk lokasi. Jadi mereka bermain secara personal, alat mainnya juga tidak bergantian," papar Katman.
Baca Juga: Sekolah yang Mulai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Bertambah, Kini Jadi 32 Persen
Orangtua yang datang mengantarkan anaknya sekolah juga harus diberikan pemahaman untuk tidak melakukan kerumunan.
"Artinya setiap pengantar antara satu anak-anak lainnya ruang tunggu dipisah," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia