Suara.com - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban memastikan jika obat Ivermectin belum terbukti efektif untuk mengobati Covid-19.
Hal ini karena di beberapa negara termasuk organisasi pengobatan Uni Eropa, EMA dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat, FDA menyatakan Ivermectin untuk Covid-19 datanya masih sangat terbatas.
"Kalau FDA, pada beberapa pernyataannya mengingatkan bahwa dosis besar dari Ivermectin itu berbahaya. Apalagi jika berinteraksi dengan obat lain seperti pengecer darah, dan bisa menyebabkan overdosis," ujar Prof. Zubairi melalui cuitannya di Twitter dikutip suara.com, Jumat (11/6/2021).
Meski begitu Prof. Zubairi tidak menampik jika Ivermectin sudah menjalani uji laboratorium, dan menunjukkan hasil yang baik terhadap sel-sel yang diekstraksi.
Tapi sayangnya, obat yang masuk golongan keras ini belum diuji pada manusia atau belum memasuki tahap uji klinis.
"Studi di Australia mengklaim bahwa obat ini bekerja dengan cara menghambat protein yang membawa virus penyebab Covid-19 ke dalam inti tubuh manusia. Sama seperti studi di Bangladesh, yang mengklaim Ivermectin bisa mempercepat proses pemulihan pasien Covid-19," jelasnya.
Sayangnya, catatan Prof. Zubairi menemukan peneliti studi tersebut tetap menyatakan, masih terlalu cepat untuk menyimpulkan Ivermectin efektif untuk Covid-19.
Belum lagi, EMA juga menemukan jikapun obat yang dikenal sebagai obat cacing gelang ini, memang efektif untuk Covid-19, namun dosis yang digunakan sangatlah tinggi melampaui dosis maksimal yang diizinkan saat ini.
"Kesimpulannya, studi Ivermectin sebagai obat Covid-19 masih sangat terbatas dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pun, bisa saja nanti Ivermectin digunakan ketika studi baru menemukan bukti yang cukup. Kan tidak menutup kemungkinan," pungkas Profesor Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
Baca Juga: Banyak Orang Mengonsumsi Obat Anti-Parasit Hewan untuk Pengobatan Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital