Suara.com - Tidak sedikit orang yang suka mendaki atau hiking, meski tampaknya sebagian besar dari mereka adalah anak-anak muda.
Mendaki tidak hanya cara yang bagus untuk menjelajahi alam, tetapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan fisik dan mental bagi yang menyukai kegiatan ini.
Jalan pendakian yang tidak rata dan berbatu ternyata membakar kalori lebih banyak daripada berjalan di tanah datar. Sebab, lebih banyak otot digunakan untuk menstabilkan diri saat berjalan di medan yang tidak rata.
Berjalan cepat dengan kecepatan sekitar 5 km/jam menggunakan energi empat kali lebih banyak daripada duduk dan beristirahat, sedangkan mendaki melalui ladang dan perbukitan menggunakan lebih dari lima kali.
Artinya, dilansir Science Alert, orang dapat mencapai 150 menit aktivitas fisik sedang hingga berat tanpa perlu berlari atau pergi ke gym.
Manfaat olahraga dari mendaki cukup jelas, yakni meningkatkan kesehatan fisik, membantu memanajemen stres dan tidur.
Olahraga juga mengurangi peluang terkena penyakit kronis tertentu, seperti demensia, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, depresi, dan kanker tertentu.
Mendaki juga digolongkan sebagai 'olahraga hijau'. Ini mengacu pada manfaat kesehatan tambahan dari aktivitas fisik di alam hijau.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga hijau tidak hanya dapat menurunkan tekanan darah, tetapi juga bermanfaat bagi kesejahteraan mental dengan meningkatkan suasana hati dan mengurangi depresi secara signifikan daripada berolahraga di dalam ruangan.
Baca Juga: Menpora Amali: Peran Pemuda Penting untuk Bangkitkan Industri Olahraga
Inilah sebabnya mengapa peneliti menyarankan profesional kesehatan harus merekomendasikan mendaki ke pasien sebagai cara meningkatkan kesehatan berbiaya rendah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
Terkini
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat