Suara.com - Banyak yang menganggap bahwa aktivitas fisik untuk mengurangi risiko penyakit jantung harus intens dan berat. Tapi, ternyata jalan kaki sederhana saja juga bisa mampu mengurangi risiko penyakit tersebut.
“Jalan kaki sering kali dianggap sepele daripada jenis aktivitas lain yang lebih berat. Padahal, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jalan kaki bisa memberi banyak manfaat jika dilakukan secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari," kata Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin melalui keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com.
Selain itu banyak studi membuktikan berjalan kaki dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular hingga 31 persen, bahkan mengurangi risiko kematian sebesar 32 persen. Seperti dilansir dari healthline, beberapa faktor risiko penyakit jantung tidak dapat dikendalikan, seperti riwayat keluarga misalnya.
Tetapi tetap penting untuk menurunkan peluang terkena penyakit jantung dengan mengurangi faktor risiko yang dapat dikendalikan.
Salah satunya ialah dengan mengelola stres yang juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Jangan remehkan stres kronis sebagai penyumbang penyakit jantung. Bicaralah dengan dokter jika sering kewalahan, cemas, atau menghadapi peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pindah, berganti pekerjaan, atau sedang mengalami perceraian.
Kemudian, makan makanan sehat dan berolahraga secara teratur juga penting. Pastikan untuk menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan garam. Dokter merekomendasikan 30 hingga 60 menit olahraga pada sebagian besar hari dengan total 2 jam 30 menit setiap minggu.
Periksa dengan dokter untuk memastikan dapat dengan aman memenuhi pedoman ini, terutama jika sudah memiliki kondisi jantung.
Jika merokok, berhentilah. Nikotin dalam rokok menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga mempersulit darah beroksigen untuk bersirkulasi. Hal ini dapat menyebabkan aterosklerosis.
Baca Juga: Diisukan Pensiun Dini, Christian Eriksen: Saya Tak akan Menyerah!
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar