Suara.com - Varian Delta telah menyumbang lebih dari 90 persen kasus baru virus corona Covid-19 di Inggris, di tengah program vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.
Adapun gejala utama virus corona Covid-19 termasuk demam tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan indra penciuman dan perasa. Tapi, Munculnya berbagai varian baru virus corona menyebabkan gejala yang berbeda.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Profesor Colleen Le Prell menunjukkan bahwa virus corona varian Delta bisa menyebabkan masalah pendengaran dan keseimbangan serta tinnitus yang mengganggu.
Tinnitus adalah suatu kondisi yang menyebabkan telinga berdenging seolah mendengarkan suara-suara nyaring, tapi bukan berasal dari dunia luar.
Profesor Le Prell, dari University of Texas di AS, mengatakan gejala ini paling sering terlihat pada orang yang sudah menderita tinnitus.
Sebelumnya, virus corona Covid-19 telah terbukti menyebabkan peradangan yang bisa merusak pendengaran dan keseimbangan pada sistem saraf pusat dengan cara yang mirip seperti kehilangan indra penciuman dan rasa.
Kemudian, efek ini semakin buruk akibat stres dan bisa berdampak besar para orang yang menderita tinnitus sebelum pandemi virus corona Covid-19.
Risiko gangguan tinnitus kontak semakin meningkat terkait kesepian, kecemasan dan masalah keuangan selama pandemi virus corona Covid-19.
"Dengan kata lain, peserta yang mengalami peningkatan stres secara umum melaporkan gangguan tinnitusnya menjadi lebih parah daripada sebelum pandemi," jelas Le Prell dikutip dari Express.
Baca Juga: Waspada! 3 Gejala Utama Virus Corona Varian Delta
Temuan penelitian dipresentasikan pada pertemuan tahunan Acoustical Society of America.
Profesor Le Prell juga mengatakan beberapa pengobatan eksperimental awal, seperti klorokuin dan hidroksiklorokuin, yang juga bisa memiliki efek samping pada pendengaran, terutama pada pasien dengan masalah ginjal.
"Saat ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik, obat mungkin tidak bisa dimetabolisme dan dihilangkan dari tubuh dengan cepat yang bisa meningkatkan konsentrasi obat fisiologis dan risiko efek samping," kata Le Prell.
Menurut data dari studi ZOE Covid di King's College London, kasus varian Delta tidak menunjukkan gejala klasik virus corona Covid-19. Pemimpin studi Profesor Tim Spector mengatakan gejala varian Delta ini lebih seperti pilek.
Sedangkan, demam dan batuk tergolong gejala yang kurang umum pada virus corona varian Delta ini. Bahkan, kehilangan penciuman dan perasa juga bukan termasuk gejala virus corona varian Delta.
Profesor Spector mengatakan sebagian besar kasus baru ini terjadi pada orang muda yang belum divaksinasi dan variannya jauh lebih menular dari virus corona sebelumnya. Bahkan satu orang yang terinfeksi varian baru virus corona ini bisa menularkan virusnya ke 6 orang lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan