Suara.com - Seorang pria di Pittsburgh meninggal dunia setelah beberapa minggu menerima suntikan kedua vaksin Moderna. Sebelumnya, pria itu mengalami gejala yang mengarah pada pembekuan darah langka dan serius.
Gejala itu sebelumnya dilaporkan pada orang yang mengalami pembekuan darah setelah suntik vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca.
Sekelompok ahli dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania pun mencatat dokter harus sangat berhati-hati sebelum menghubungkan kasus meninggalnya pria ini dengan vaksin mRNA-1273.
Sementara itu, perusahaan Moderna tidak segera menanggapi masalah ini yang mengaitkan meninggalnya seorang pria setelah dua kali suntik vaksin Covid-19 buatannya.
Kasus pria itu pun dirinci dalam Annals of Internal Medicine oleh para peneliti dari Allegheny Health Network, yang diyakini sebagai orang pertama yang mengalami trombosis dengan sindrom trombositopenia pada penerima vaksin Covid-19 mRNA.
Pria usia 65 tahun itu nampaknya juga memiliki riwayat hipertensi kronis dan hyperlipidemia. Ia menjadi orang pertama yang mencari perawatan medis di rumah sakit seminggu setelah mengalami ketidaknyamanan dan sakit kepala intermiten.
Menurut laporan kasus dilansir dari Fox News, ia juga mengalami sesak napas selama 2 hari. Dokter mencatat bahwa ia telah menerima dua kali suntikan vaksin Covid-19 mRNA-1273 atau vaksin Moderna sebelum timbulnya gejala.
Hasil pemeriksaan medis pun mengungkapkan terjadinya trombosis vena dalam akut di kedua kaki, emboli paru akut dengan ketegangan ventrikel kanan dan trombositopenia berat atau jumlah trombosit yang rendah.
Tim medis yang menanganinya memberikan tindakan filter cava inferior, memberi dua dosis immunoglobulin intravena dan 40 mg deksametason secara intravena selama empat hari.
Baca Juga: Covid-19: Jane Shalimar Alami Pneumonia Bilateral, Kenali Penyebab dan Komplikasinya!
Ia juga diberi heparin setelah transfusi trombosit meningkat. Tetapi, heparin dihentikan setelah 3 hari dan ia mengalami hematoma gluteal.
Kemudian, para dokter mengevaluasi kondisi pasien untuk trombositopenia yang diinduksi heparin (HIT). Tapi, masalah kesehatannya semakin berkembang menjadi ensefalopati, yang mengarah pada penemuan trombosis sinus vena serebral.
Sejak itu, kondisinya terus memburuk dan trombosis vena dalam ekstremitas atas yang baru dengan rombosis dalam ekstremitas bawah semakin memburuk.
Ia pun dinyatakan positif Methicillin-Susceptible Staphylococcus Aureus (MSSA), infeksi staph yang biasa ditemukan pada permukaan kulit. Lalu, ia meninggal dunia setelah ekstubasi penuh.
"Dalam retrospeksi, pasien ini memenuhi kriteria untuk VITT atau TTS. Ia mengatakan trombositopenia dan trombosis dalam 5 sampai 10 hari setelah suntik vaksin. Distribusi trombosis, terutama trombosis sinus vena serebral adalah karakteristik VITT atau TTS," kata para ahli dalam laporan.
"Namun, mereka tetap mencatatnya HIT atau HIT atipikal dengan pemberian heparin, meskipun percaya ada bukti yang mendukung VITT atau TTS dalam kasus ini kuat," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya