Suara.com - Pemerintah Indonesia memberikan vaksin kepada masyarakat dengan beberapa jenis yang berbeda. Sejauh ini, yang sudah maupun yang masih direncanakan untuk diberikan pada masyarakat adalah vaksin CoronaVac dari Sinovac, Astrazeneca, kemudian Sinopharm dan Moderna.
Lalu, apa saja perbedaan vaksin Covid-19 tersebut?
1. CoronaVac SinoVac
Perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, Sinovac memproduksi CoronaVac, ini merupakan vaksin yang disetujui pertama kali di Indonesia. CoronaVac bekerja dengan menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa mempertaruhkan respons penyakit yang serius.
"CoronaVac adalah metode (vaksin) yang lebih tradisional yang berhasil digunakan di banyak vaksin terkenal seperti rabies," kata Associate Prof Luo Dahai dari Nanyang Technological University kepada BBC.
Salah satu keunggulan utama Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar pada 2-8 derajat Celcius. Satu studi China yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah The Lancet, menunjukkan vaksin memiliki efektivitas 65,3 persen pada pengujian di Indonesia dalam mencegah infeksi.
Sinovac telah disetujui untuk penggunaan darurat pada kelompok berisiko tinggi di China sejak Juli dan kini telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
2. Sinopharm
Melansir dari BBC, vaksin Sinopharm merupakan vaksin buatan China dan telah diujikan di beberapa negara. Vaksin Sinopharm telah masuk dalam list WHO dan mendapatkan EUA di China, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan Yordania, dan kini juga di Indonesia. Vaksin ini menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu virus yang diinaktivasi.
Baca Juga: Pakar Kritik Cara Pemerintah Tangani Wabah Covid-19: Kurangi Biaya Perjalanan Dinas!
Dalam uji klinik di Uni Emirat Arab, efikasi vaksin Sinopharm mencapai 78 persen dan vaksin ini dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun ke atas sampai lansia.
Efek samping yang banyak dijumpai tergolong ringan, seperti nyeri atau kemerahan di tempat suntikan, dan efek samping sistemik berupa sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare dan batuk. Efek-efek samping ini segera membaik dan umumnya tidak memerlukan pengobatan.
3. AstraZeneca
Melansir dari Prevention, vaksin AstraZeneca menggunakan teknologi vektor adenovirus, versi modifikasi yang tidak berbahaya dari virus flu biasa yang biasanya menyebar di antara simpanse.
Hasil sementara dari laporan uji coba AstraZeneca di Amerika Serikat bahwa vaksin tersebut 76 persen efektif melawan infeksi Covid-19 yang bergejala setelah dua dosis dalam jarak empat minggu. Vaksin juga 100 persen efektif melawan penyakit parah dan rawat inap.
Sayangnya penggunaan vaksin ini banyak ditangguhkan di negara-negara eropa karena efek samping yang sangat jarang terjadi, yakni pembekuan darah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah