Pada masa penjajahan bangsa Eropa Belanda Portugis dan Inggris serta masa pendudukan Jepang, orang asing yang ada di Indonesia juga ikut merasakan manfaat jamu.
Salah satunya tercatat dalam Tong-Tong Nomor 13 tahun 1968, sebuah majalah terbitan Belanda dalam salah satu artikelnya mengisahkan tentang wanita Belanda yang dibesarkan di Indonesia pada awal 1900-an, dan memanfaatkan jamu sebagai obat karena pada zaman dulu kehadiran dokter masih langka.
Iklan-iklan jamu yang terbit sebelum tahun 1950 juga ditulis dalam bahasa Belanda, hal ini menunjukkan bahwa jamu juga populer di kalangan orang-orang Belanda yang ada di Indonesia.
Pada masa penjajahan Jepang, pemerintah Jepang mendukung berdirinya the Indonesian traditional medison komite pada bulan Juni 1944, di bawah bimbingan Profesor Dr. Sato, yang saat itu menjabat sebagai kepala Departemen Kesehatan.
Hingga pada masa Presiden Soekarno yang mendukung kemandirian Indonesia termasuk juga soal suplai obat-obatan modern masih sulit ditemukan sehingga jamu tetap menjadi andalan dalam pengobatan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Industri jamu Indonesia
Pada awal tahun 1900-an jamu mulai diproduksi sebagai minuman yang dijual Djamoe Industrie on Chemicallen Handel 'IBOE' Tjap 2 Njonja, yang didirikan di Surabaya tahun 1910 oleh Tan Swan Nio dan Sim Tjiong No.
Konon IBOE merupakan industri jamu pertam, disusul oleh pabrik jamu di Semarang Cap Djago 1918, dan Jamu Ny. Meneer 1919, Jamu Leo 1945 serta Jamu Air Mancur 1963.
Baca Juga: Lagi Program Hamil? dr Zaidul Akbar Anjurkan Minum Ramuan Herbal Ini
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi