Suara.com - Proses menstruasi setiap wanita akan berhenti secara bertahap seiring bertambahanya usia. Ketika wanita berhenti menstruasi dan tidak bisa lagi hamil secara alami, tahapan ini disebut menopause.
Tapi, ada wanita mungkin mengalami pendarahan setelah menopause. Profesor Stelios Doumouchtsis, konsultan dokter kandungan dan ginekolog menyarankan wanita untuk tidak mengabaikan pendarahan setelah menopause.
Karena, pendarahan setelah menopause bisa menjadi tanda bahaya. Meskipun wanita yang mengalami menopause bisa memakan waktu 1 tahun penuh tanpa periode menstruasi, Profesor Doumouchtsis mengatakan kalau mereka mungkin bisa mengalami pendarahan ringan atau bercak sesekali.
Dalam kebanyakan kasus, pendarahan di tengah proses menopuase ini tidak terlalu serius. Tapi, wanita harus melakukan pemeriksaan dengan dokter umum atau ginekolog untuk mendeteksi tidak ada tanda-tanda sel prakanker atau kanker.
Setiap pendarahan vagina setelah menopause perlu diperiksa oleh dokter atau ginekolog. Kasus seperti ini pun jumlahnya sangat sedikit dan darah yang keluar juga tidak terlalu banyak.
Jika Anda mengalami pendarahan setelah satu tahun tidak menstruasi, kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Pendarahan setelah satu tahun tanpa periode menstruasi dan wanita telah dinyatakan menopause, pendarahan ini bisa jadi disebabkan oleh kadar estrogen rendah yang mempengaruhi lapisan rahim.
Kadar estrogen yang rendah ini bisa ditandai dengan lapisan rahim yang menebal atau menipis. Tanda lainnya juga bisa berupa pertumbuhan jaringan yang tidak normal, tetapi tidak berbahaya dan dikenal sebagai polip.
"Lapisan rahim yang menebal bisa disebabkan oleh terapi penggantian hormon, kadar estrogen tinggi atau kelebihan berat badan," kata Profesor Doumouchtsis dikutip dari Express.
Profesor Doumouchtsis menghimbau para awanita agar tidak menyepelekan pendarahan setelah menopause ini. Karena, dokter spesialis harus mengidentifikasi penyebabnya untuk mencegah pertumbuhan sel kanker.
Baca Juga: Redakan Efek Samping Vaksin Covid-19, Cobalah Konsumsi 5 Makanan Ini!
Dokter Spesialis mungkin akan melakukan pemeriksaan panggul dan vagina untuk memvisualisasikan dinding vagina dan leher rahim, pemindaian ultrasound rahim dan panggul, atau histeroskopi.
"Perlunya pembedahan untuk mengangkat polip atau sel yang mencurigakan ini tergantung pada hasil pemeriksaan medis," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!