Suara.com - Bukan hanya wabah Covid-19 yang saat ini menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Pungkas Bahjuri Ali mengatakan, sebelum terjadi pandemi, Indonesia telah mengalami beban ganda penyakit dan beban ganda masalah gizi.
Beban ganda penyakit terjadi lantaran masih tingginya angka pengidap penyakit menular dan penyakit tidak menular. Di sisi lain juga masih masih ada masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
"Dua pertiga kematian ini akibat penyakit tidak menular. Stroke, jantung, diabetes, penyakit itu sebetulnya bisa dicegah. Karena pola perilaku, kurang makan buah dan sayur, kurang aktivitas fisik sehingga menimbulkan obesitas. Kemudian tekanan darah tinggi, glukosa darah yang tinggi. Itu menyebabkan penyakit tadi," papar Pungkas dalam webinar Bappenas, Kamis (8/7/2021).
Angka kesakitan pada penyakit menular juga masih banyak. Seperti tuberkulosis (TB), malaria, hingga kusta. Bahkan di Sulawesi Tengah, Pungkas mengungkapkan, masih ada penyakit menular Schistosomiasis sudah lama tidak teratasi meski hanya terjadi di dua kecamatan.
Selain beban ganda penyakit, beban ganda masalah gizi juga belum selesai. Pungkas menyampaikan, kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin, mineral, dan zat besi. Juga terjadi kekurangan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
"Satu lagi permasalahan kelebihan gizi atau sering dimanifestasikan faktor risiko tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas dan sebagainya. Saya kira ini sama, penyakit kekurangan gizi cukup lama belum selesai tapi kita punya beban baru masalah gizi lebih," ucapnya.
Menurutnya masalah gizi lebih itu yang memicu bertambahnya penyakit tidak menular, disamping jumlah penduduk juga yang semakin menua. Oleh sebab itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), penyelesaian masalah kesehatan difokuskan pada tiga hal.
"Pengendalian penyakit menular maupun tidak menular, kemudian kesehatan ibu dan anak, dan perbaikan gizi. Itu tiga status kesehatan indikator utama yang menentukan kesehatan masyarakat di Indonesia," ujar Pungkas.
Baca Juga: M-Tani Luncurkan Beras Fortifikasi Sego Wangi, Solusi Perbaikan Gizi Masyarakat
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental