Pfizer dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut messenger RNA, yang memacu sel-sel sehat untuk memproduksi protein virus yang merangsang respons imun yang kuat.
Vaksin AstraZenca menggunakan adenovirus simpanse untuk membantu sistem kekebalan mengidentifikasi dan memerangi virus corona, sementara Sinovac menggunakan virus yang tidak aktif untuk menangkal infeksi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mendapat dosis kedua vaksin Pfizer (di atas) setelah suntikan pertama dari AstraZeneca menujukkan antibodi penetral mereka naik tujuh kali lipat.
Kedl mengatakan tidak ada alasan untuk berharap bahwa mencampur vaksin lain tidak akan menghasilkan hasil yang serupa.
“Poin kunci di sini adalah bahwa manfaat terbesar berasal dari pencampuran platform vaksin, bukan hanya produsen yang berbeda,” katanya.
Misalnya, katanya, “seseorang tidak akan mengharapkan manfaat tambahan dari pencampuran vaksin Moderna dan Pfizer karena sebagian besar tidak dapat dibedakan dari perspektif imunologis.”
Saat ini, para peneliti juga sedang mempertimbangkan untuk mencampurkan suntikan Astra dengan vaksin Sputnik V Rusia.
Sementara di A.S., National Institutes of Health baru-baru ini meluncurkan uji coba untuk mengevaluasi pencampuran vaksin untuk orang yang telah sepenuhnya diinokulasi. Tentu saja, studi lebih lanjut akan diperlukan untuk mengetahui secara pasti seberapa efektif dan aman strategi ini untuk setiap kombinasi.
“Sejauh ini, menurut jumlah data yang kami miliki, pilihan terbaik adalah tetap tidak mencampur vaksin,” kata Ramon Lorenzo Redondo, ahli virologi molekuler di Northwestern University.
Baca Juga: FDA Laporkan Vaksin Johnson & Johnson Picu Sindrom Guillain-Barre, Apa itu?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang