Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan audit laboratorium di China untuk mencari asal-usul virus corona. Penyelidikan ini merupakan tahap kedua yang dilakukan oleh WHO.
Dalam pengarahan tertutup kepada negara-negara anggota, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengusulkan lima prioritas untuk tahap penyelidikan berikutnya.
Semua itu termasuk "audit laboratorium dan lembaga penelitian terkait yang beroperasi di area kasus Covid-19 manusia awal yang diidentifikasi pada Desember 2019. Demikian menurut salinan pernyataan pembukaannya yang diberikan oleh WHO, seperti dikutip dari France24.
Dia juga menyarankan para penyelidik harus fokus pada "studi yang memprioritaskan wilayah geografis dengan indikasi awal peredaran SARS CoV-2".
Lebih lanjut, dia menyerukan penelitian lanjutan tentang pasar hewan di dan sekitar kota Wuhan di China, tempat Covid-19 pertama kali terdeteksi.
Badan kesehatan PBB telah berada di bawah tekanan intensif untuk penyelidikan baru yang lebih mendalam tentang asal-usul Covid-19.
WHO hanya berhasil mengirim tim ahli internasional independen ke Wuhan pada Januari, lebih dari setahun setelah Covid-19 pertama kali muncul di sana pada akhir 2019, untuk membantu rekan-rekan mereka di China menyelidiki asal-usul pandemi.
Laporan yang lama tertunda setelah tahap pertama penyelidikan diterbitkan pada akhir Maret, tetapi tidak menarik kesimpulan tegas tentang bagaimana virus yang menyebabkan Covid pertama kali melompat ke manusia.
Sebaliknya, mereka membuat peringkat beberapa hipotesis sesuai dengan seberapa besar kemungkinan mereka percaya, menemukan bahwa kemungkinan besar virus melompat dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara, sementara teori yang melibatkan virus bocor dari laboratorium dianggap "sangat tidak mungkin".
Baca Juga: Tanggulangi COVID-19, PWNU DKI Serukan Resolusi Jihad Kemanusiaan
Investigasi dan laporan telah menghadapi kritik karena kurangnya transparansi dan akses, dan karena tidak mengevaluasi teori kebocoran laboratorium lebih dalam.
Tedros, yang selalu mempertahankan bahwa semua teori tetap di atas meja, mengatakan kepada wartawan Kamis bahwa dorongan untuk mengesampingkan kemungkinan hubungan dengan kebocoran laboratorium adalah "prematur".
Juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian menolak itu, dengan tetap berpegang pada kesimpulan misi pertama bahwa Covid-19 yang lolos dari laboratorium "sangat tidak mungkin", memperingatkan bahwa "masalah ini tidak boleh dipolitisasi."
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa