Suara.com - Beberapa vaksin Covid-19 telah disetujui sebagai penggunaan darurat, seperti vaksin AstraZeneca. Tapi, Munculnya berbagai varian virus corona Covid-19 membuat para ahli terus mengembangkan vaksin Covid-19 yang lebih efektif.
Sebuah penelitian pun mengklaim bahwa satu dosis suntikan vaksin AstraZeneca bisa membuat pasien virus corona Covid-19 lebih cepat sembuh dan mencegah terjadinya infeksi virus tersebut.
Sebelumnya, pemberikan dua dosis vaksin AstaZeneca ini diberi jeda 12 minggu. Tapi, sekarang para ahli memangkasnya menjadi 8 minggu, karena khawatir satu dosis vaksin AstraZeneca tak cukup melindungi orang-orang dari varian Delta virus corona Covid-19.
Di tengah kekhawatiran itu, sebuah penelitian di Kanada justru menunjukkan bahwa satu dosis vaksin AstraZeneca bisa memberikan tingkat perlindungan 88 persen. Vaksin Covid-19 ini bisa menekan kasus rawat inap rumah sakit dan mencegah infeksi virus corona tersebut.
Sir Mene Pangalos, wakil presiden di perusahaan mengatakan sekarang ini munculnya berbagai varian virus corona Covid-19 yang berbeda cukup mengancam jiwa.
"Bukti nyata ini menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca memberikan perlindungan dalam tingkat tinggi terhadap kasus infeksi virus corona Covid-19 yang paling serius, bahkan walau hanya satu kali suntikan saja," kata Sir Mene Pangalos dikutip dari The Sun.
Namun, para ilmuwan tetap mengingatkan bahwa suntikan dosis kedua vaksin AstraZeneca tetaplah penting untuk memberikan tingkat perlindungan yang maksimal.
Pakar SAGE telah memperingatkan vaksin AstraZeneca ini mungkin hanya memberikan perlindungan terhadap virus corona Covid-19 sebesar 40 persen.
Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Kanada justru hampir menggandakan tingkat perlindungan yang disebut vaksin AstraZeneca dalam satu dosis, yakni 70 persen. Artinya, hanya 3 dari 10 orang yang berisiko tertular virus corona Covid-19 setelah satu kali suntikan vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Virus Corona Covid-19 vs Norovirus, Begini Cara Membedakan Gejalanya
Bahkan, mereka menemukan vaksin Covid-19 ini juga efektif terhadap varian virus corona dari Afrika Selatan dan Brasil. Studi ini membandingkan tingkat vaksinasi pada 70.000 orang yang dites positif antara Desember 2020 dan Mei 2021 di Kanada.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global