Suara.com - Sejumlah pasien Covid-19 mengaku mengalami susah fokus usai sembuh dan menjadi penyintas. Muncul pertanyaan, bisakah otak kembali normal pasca terinfeksi Covid-19?
Penurunan fungsi otak hingga sulit berkonsentrasi dialami penyintas Covid-19. Gejala seperti hilang ingatan, mudah lupa dan sakit kepala jika berpikir terlalu keras, jadi keluhan yang paling banyak dialami.
Dokter spesialis saraf, dr. Ahmad Yanuar Safri, Sp.S, mengatakan gejala di atas merupakan sederet gejala sisa alias long Covid-19 syndrome terkait saraf otak, yang masih dirasakan meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Meski begitu, dr. Yanuar meminta masyarakat untuk tidak takut dan panik.
Sebab berdasarkan hasil riset di Amerika Serikat dan Inggris, gejala gangguan fungsi otak perlahan akan membaik seiring kondisi tubuh yang kian kembali normal.
"Ini kan terjadi akibat peradangan virus yang sifatnya limiting disease, atau mati dengan sendirinya jadi nanti perlahan akan sembuh," ujar dr. Yanuar saat dihubungi Suara.com, Selasa (27/7/2021).
Ia menambahkan, rerata gangguan saraf otak akan membaik dan kembali seperti sedia kala paling lama tiga bulan lamanya.
Ini karena tubuh waktu untuk memperbaiki peradangan atau sel yang rusak akibat serangan virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19.
Adapun seseorang bisa disebut mengalami long Covid-19 apabila selama 28 hari atau lebih masih merasakan gejala Covid-19 sejak dinyatakan terinfeksi virus.
Baca Juga: Kenali Potensi Gejala Terkena Long Covid-19, Mulai Nyeri Otot Hingga Gangguan Tidur
Namun dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu mengingatkan gangguan saraf otak ini bisa mengganggu produktivitas kerja, sehinggga butuh waktu untuk bisa sembuh seperti sedia kala.
Tapi, lanjut dr. Yanuar, apabila sudah sangat mengganggu dan kegiatan sehari-hari, ia menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf untuk mendapatkan terapi kognitif tambahkan, atau dirangsang dengan bantuan obat yang tepat.
"Kalau berbahaya atau tidak gejala ini, atau bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ lain, atau bahkan kematian, itu catatan dan laporannya belum ada sampai sekarang," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Polda Metro Jaya Buru Otak Kericuhan di Jakarta Akhir Agustus, Siapa Dalang di Balik Kekacauan?
-
6 Makanan Terbaik untuk Perkembangan Otak Anak, Dokter Ungkap Rahasianya
-
Melihat Layanan Terpadu dan Institut Neurosains RSPON yang Baru Diresmikan
-
Stroke Melesat di Usia Muda, PERDOSNI Dorong 3O1D untuk Lindungi Kesehatan Otak
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!