Suara.com - Di tengah pandemi virus corona Covid-19 Indonesia yang belum usai, 3 kasus varian Delta Plus justru terdeteksi di dua daerah di Indonesia, yakni Mamuju dan Jambi.
“Varian Delta Plus sebenarnya belum resmi. Kalau yang dimaksud AY.1 sudah ada tiga,” Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Subandrio, Senin (27/7/2021) kemarin.
Varian Delta Plus ini memiliki mutasi yang berbeda dengan varian Delta atau B1.617.2 sebelumnya. Perbedaannya terletak pada protein K417N, yang juga ditemukan dalam varian Beta dan varian Gamma.
Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap varian Delta Plus ini masih kurang umum. Tapi, varian Delta Plus ini dikhawatirkan sama seperti varian Delta yang lebih mudah menular.
Selain itu, varian Delta Plus ini juga dikhawatirkan akan kebal atau mudah lolos dari antibodi yang terbentuk oleh suntikan vaksin Covid-19. Tapi dilansir dari Medical News Today, banyak vaksin Covid-19 menunjukkan bukti mampu menekan kasus rawat inap dan infeksi parah Akibat varian Delta.
Vaksin Pfizer dan Oxford-AstraZeneca adalah dua jenis vaksin Covid-19 yang dinilai sangat efektif melawan varian Delta setelah suntikan kedua, masing-masing efektivitasnya 96 persen dan 92 persen.
Studi tentang vaksin Moderna dan Covaxin juga menunjukkan bahwa dua jenis vaksin Covid-19 ini mampu menetralkan virus corona varian Delta tersebut.
Namun, sekarang ini belum ada cukup data tentang efektivitas vaksin Covid-19 untuk melawan varian Delta Plus. Meski begitu, tidak ada tanda-tanda jelas kalau varian Delta Plus ini bisa menginfeksi orang yang sudah vaksin Covid-19.
Bahkan, tidak ada negara dengan lonjakan kasus virus corona Covid-19 disebabkan oleh varian Delta Plus. Sementara itu, Dewan Penelitian Medis India telah mengisolasi varian Delta Plus ini untuk menguji efektivitas vaksin Covid-19.
Baca Juga: Pendengaran Lebih Sensitif Usai Sembuh dari Virus Corona, Bisa Jadi Gejala Long Covid-19
Walaupun munculnya varian Delta Plus ini mengkhawatirkan, tidak ada indicator langsung yang menunjukkan bahwa varian virus corona Covid-19 ini lebih menular dan berbahaya dibandingkan lainnya.
Penelitian lebih lanjut yang melibatkan orang dengan infeksi varian Delta Plus juga masih diperlukan untuk mengkaji karakteristik varian tersebut serta kemampuannya menyebabkan peningkatan penularan virus corona Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining