Suara.com - Mielitis termasuk penyakit langka yang paling sering terjadi pada orang usia 10 hingga 19 tahun dan 30 hingga 39 tahun, tetapi bisa terjadi kapan pun. Kondisi ini merupakan masalah neurologis yang terjadi ketika kedua sisi dari bagian yang sama dari sumsum tulang belakang menjadi meradang.
Peradangan pada sumsum tulang belakang bisa menyebabkan saraf pada mielin (zat yang menutupi saraf) atau akson (serat saraf), yang bisa mengakibatkan kelumpuhan dan kehilangan sensorik.
Hilangnya mielin juga bisa menyebabkan jaringan parut pada sumsum tulang belakang memblokir impuls saraf dan mengakibatkan masalah fisik.
Mielitis pun diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, tergantung pada area atau penyebabnya. Tapi dilansir dari The Sun, setiap serangan inflamasi pada sumsum tulang belakang biasanya disebut sebagai myelitis transversa.
Saat ini belum diketahui penyebab myelitis. Tapi, peradangan yang menyebabkan mielitis bisa terjadi sebagai efek samping dari masalah kesehatan lain, seperti penyakit lyme, sifilis dan campak.
Dalam kasus lain, beberapa orang bisa menderita mielitis akibat cedera dan cacat tulang belakang atau penyakit pembuluh darah. Karena, kondisi itu bisa mengurangi jumlah oksigen di jaringan sumsum tulang belakang, sehinga menyebabkan sel-sel saraf mati dan mengakibatkan mielitis.
Gejala mielitis
Gejala mielitis dapat muncul dengan sangat cepat dalam waktu beberapa jam atau hari, atau lebih dari satu hingga dua minggu. Menurut Johns Hopkins Medicines , gejalanya termasuk nyeri punggung atau leher, kelemahan pada lengan atau kaki, perasaan tidak normal pada kaki seperti terbakar atau kesemutan, dan hilangnya kontrol kandung kemih atau usus.
Gejala mielitis ini bisa terjadi di berbagai bagian tubuh tergantung pada bagian sumsum tulang belakang yang meradang. Misalnya, penderita radang pada leher biasanya merasakan gejala dari leher ke bawah.
Baca Juga: Waspadai Bintik Hitam pada Mata, Virus Corona Covid-19 Bisa Serang Retina
Sedangkan, peradangan pada tulang belakang bagian tengah seringkali menimbulkan masalah dari pinggang ke bawah. Mielitis mempengaruhi setiap orang secara berbeda dan gejala lainnya termasuk sakit kepala, kelelahan serta kejang otot.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat