Suara.com - Belakangan isu bahwa virus corona bocor dari laboratorium di Wuhan, China, kembali jadi sorotan. Ini setelah sejumlah pejabat Amerika Serikat melemparkan tuduhan tersebut ke China.
Namun, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Amerika harus membutikan sejumlah hal atas statemennya tersebut.
Dilansir dari Global Times, Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah mempolitiasasi pandemi Covid-19, dan menstigatisasi virus dan mengubah penelusuran asal-usul Covid-19.
"Anda tidak dapat menutupi diri sendiri dengan mencoreng orang lain. Jika AS benar-benar ingin transparan dan bertanggung jawab, silakan mulai dengan empat hal berikut," kata Zhao.
Zhao mengatakan bahwa AS harus mempublikasikan data tentang kasus COVID-19 awal. Ada laporan tentang wabah penyakit pernapasan yang tidak dapat dijelaskan di Virginia utara pada Juli 2019 dan kemudian wabah EVALI di Wisconsin. Pada September 2019, kasus EVALI berlipat ganda di Maryland tempat lab Fort Detrick berada.
Kedua, AS harus mengundang WHO untuk menyelidiki Fort Detrick dan lebih dari 200 laboratorium biologi di luar negeri.
Masyarakat internasional telah lama menyuarakan keprihatinan mereka tentang praktik Fort Detrick yang ilegal, tidak aman, dan tidak transparan.
Laboratorium yang telah lama terlibat dalam penelitian virus corona ditutup pada 2019 karena insiden keamanan yang serius tak lama sebelum wabah domestik dari penyakit yang memiliki gejala serupa dengan Covid-19, kata Zhao, mencatat bahwa AS tidak pernah menjelaskan kepada dunia atau warganya sendiri.
Ketiga, AS harus mengundang pakar WHO untuk menyelidiki University of North Carolina. AS telah mencoreng Institut Virologi Wuhan, dengan mengatakan itu menciptakan COVID-19 dengan melakukan studi virus corona.
Baca Juga: Wagub DKI Sebut Kematian Pasien Covid-19 di Jakarta Umumnya Terjadi di Rumah Sakit
Faktanya, AS adalah penyandang dana dan pelaku terbesar penelitian virus corona, terutama tim Ralph Baric di UNC, kata Zhao.
"Dengan penyelidikan tim Baric dan lab mereka, akan jelas apakah penelitian virus corona akan menghasilkan virus corona baru atau tidak," kata Zhao.
Terakhir, AS harus mempublikasikan data tentara yang sakit yang menghadiri Pertandingan Dunia Militer Wuhan 2019, kata Zhao.
AS kirim 300 personel ke Wuhan, apakah ada yang ditemukan gejala mirip COVID-19? AS harus mengumumkan kasus-kasus ini, kata Zhao.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja