Suara.com - Seorang ahli virologi dari Institut Virologi Wuhan (WIV), Shi Zhengli, yang juga dijuluki sebagai perempuan kelelawar" China, mengatakan bahwa varian baru dari virus corona baru akan terus terjadi.
Hal tersebut karena peningkatan jumlah infeksi memberikan lebih banyak peluang bagi virus untuk menyebar dan bermutasi.
Seperti diketahui varian Delta pertama kali terdeteksi di India. Strain telah muncul di setidaknya 98 negara dan wilayah dan terus bermutasi dan berkembang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
“Kita seharusnya tidak panik, tetapi kita perlu bersiap untuk hidup berdampingan dengan virus dalam jangka panjang,” kata Shi kepada media, Rabu.
Shi mencatat bahwa China sekarang berada di bawah tekanan untuk mengendalikan epidemi, tetapi isolasi fisik masih efektif dalam membatasi penularan.
"Cegah berkumpul, terapkan social distancing, pakai masker dan sering cuci tangan."
Dia mengatakan bahwa virus terus bermutasi karena semakin banyak orang terinfeksi, memberikan peluang bagi virus.
Shi mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan beberapa pasien yang terinfeksi setelah vaksinasi dan menemukan bahwa vaksin, meskipun tidak dapat mencegah infeksi, masih efektif dalam mencegah penyakit kritis.
Dia mendesak masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin dan menyerukan percepatan penelitian dan pengembangan vaksin mukosa untuk mencegah infeksi melalui mulut atau hidung serta obat untuk mengobati COVID-19.
Baca Juga: Belasan Ribu Anak Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19, Kemensos Upayakan Reunifikasi
Vaksin COVID-19 (Ad5-nCoV) berbasis vektor adenovirus inhalasi tipe-5 aerosol pertama di dunia, yang dikembangkan oleh CanSino Biologics (CanSinoBIO) dan para peneliti dari Institute of Military Medicine di bawah Academy of Military Sciences yang dipimpin oleh Chen Wei, telah terbukti aman dalam uji klinis Fase-I, Global Times belajar dari CanSinoBIO sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?