2. Meredakan peradangan dan nyeri
Kunyit putih adalah agen anti-inflamasi yang membantu mengobati peradangan, luka, dan penyakit kulit lainnya.
Bukan cuma itu, di Indonesia rempah ini juga sering digunakan untuk mengobati penyakit radang usus (ulcerative colitis).
Selain itu, kunyit putih dipercaya dapat melindungi paru-paru pasien asma dengan membatasi pelepasan mediator inflamasi selama terapi jangka pendek.
Sifat diuretik tanaman ini juga mendukung penghapusan zat beracun dalam tubuh dan kelebihan cairan, terutama di persendian.
Jika tidak ada detoksifikasi, dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada kasus radang sendi dan rematik.
Kunyit putih juga mengurangi suhu tubuh selama demam dengan membersihkan mikroba infeksius dan meningkatkan keringat.
3. Aktivitas antimikroba
Ekstrak dari tanaman yang termasuk jahe-jahean ini juga dalat menunjukkan aktivitas anti-mikroba yang kuat terhadap E.coli, S.aureus, spesies Cornyebacterium, Candida sp, Aspergillus sp. dan lainnya.
Penelitian menemukan bahwa tindakan anti-mikroba dalam kunyit putih juga sama kuatnya dengan obat kumur komersial dalam menghambat pertumbuhan patogen mulut.
Aktivitas antijamur dalam tanaman ini juga efektif dalam menghentikan pertumbuhan spesies jamur yang resistan terhadap obat.
Baca Juga: Dikenal Sebagai Jamu, Ini Manfaat Temulawak Bagi Kesehatan
Hebatnya lagi, kunyit putih juga dapat mencegah pertumbuhan amuba, Entamoeba histolytica dan juga memberikan efek larvasida terhadap nyamuk.
4. Sifat anti-inflamasi dan penghilang rasa sakit
Kurkumin, senyawa yang ada di kunyit putih, menunjukkan aktivitas penghilang rasa sakit yang lebih baik daripada aspirin.
Ekstrak kurkumin dalam kunyit putih terbukti memiliki aktivitas penghilang rasa sakit saat kejang perut.
Bersama senyawa dihydrocurdione, kurkumin berkontribusi terhadap aktivitas analgesiknya.
5. Aktivitas anti-alergi
Minyak kunyit putih memiliki aktivitas antioksidan sedang sampai baik; yang dapat mencari radikal bebas dan mengkelat ion logam berat.
Kurkumin juga mengerahkan aktivitas anti-alergi dan dapat menjadi terapi pada reaksi alergi terkait kulit.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
-
Akankah Dolar AS Tembus Rp17.000?
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis