Suara.com - Food and Drug Administration (FDA) akan mengambil keputusan bahwa suntikan penguat atau dosis ketiga vaksin Covid-19 diperlukan bagi orang dengan sistem kekebalan lemah.
FDA bekerja sama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah menyatukan dengan cermat data pada studi tentang pemberian dosis ekstra bagi orang dengan gangguan kekebalan maupun sistem kekebalan lemah.
CDC juga telah mengidentifikasi orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan maupun sistem kekebalan lemah berisiko tinggi terinfeksi parah akibat virus corona Covid-19. Mereka lebih berisiko menjalani rawat inap di rumah sakit dan meninggal dunia.
Dr. Anthony Fauci, director Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memang paling rentan menderita parah.
Adapun contoh orang dalam kelompok sistem kekebalan lemah adalah pengidap HIV/AIDS, pasien kanker dan transplantasi yang menggunakan obat imunosupresif tertentu, dan orang dengan penyakit bawaan yang mempengaruhi sistem kekebalan.
"Alasannya jelas bahwa mereka mungkin tidak membentuk respons imun yang cukup memadai, sehingga perlu suntikan penguat," kata Dr Fauci dikutip dari Fox News.
Fauci pu menambahkan bahwa sekarang ini timnya sedang berusaha mengerjakannya. Mereka ingin mewujudkannya cepat, karena orang dengan sistem kekebalan lemah masuk dalam skala prioritas.
Data terbaru menunjukkan orang dengan sistem kekebalan lemah bisa mendapatkan suntikan penguat vaksin Covid-19 untuk meningkatkan respons antibodi mereka terhadap virus.
Sementara itu, pejabat kesehatan telah menyarankan orang dengan sistem kekebalan lemah untuk melakukan tindakan pencegahan virus corona Covid-19 yang ketat.
Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong Berbayar Individu Dihapus, Bagaimana Alokasi Stok Vaksinnya?
Bulan lalu, Dr. Sara Oliver, anggota Epidemic Intelligence Service CDC, merekomendasikan bahwa orang dengan sistem kekebalan lemah harus memakai masker, menjaga jarak sosial dan menghindari ruangan dengan ventilasi atau sirkulasi udara buruk.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah