Suara.com - Sebuah studi baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menemukan bahwa orang yang tidak suntik vaksin Covid-19 dosis lengkap berisiko alami infeksi ulang.
Studi ini diterbitkan sebagai bagian dari badan Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR), yang meneliti ratusan warga. Studi ini pun menemukan bahwa orang yang tidak vaksinasi penuh kemungkinan 2,34 kali lebih berisiko reinfeksi dibandingkan orang yang sudah vaksinasi.
Mereka mengamati orang-orang usia 18 tahun ke atas dan terinfeksi virus corona Covid-19 pada 2020 lalu, kemudian mengalami infeksi ulang antara Mei dan Juni 2021 yang bersamaan dengan munculnya varian Delta.
"Jika Anda pernah terinfeksi virus corona Covid-19 sebelumnya, Anda tetap harus vaksinasi. Studi ini telah menunjukkan orang yang tidak vaksinasi 2 kali lebih berisiko terinfeksi ulang," kata Dr. Rochelle Walensky, Direktur Pusat Pengendalian Penyakit dikutip dari Fox News.
Menurut Dr. Rochelle, vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan orang lain di sekitar, terutama ketika varian Delta ini lebih menular dan telah menyebar ke seluruh negeri.
Dr. Rochelle mengatakan virus corona varian Delta telah terbukti jauh lebih menular daripada virus corona Covid-19 aslinya. Ia mencatat varian itu menyebar luar biasa pada pertengahan Juli 2021.
Tapi, CDC menekankan bahwa vaksin Covid-19 tetap aman dan efektif sekaligus cara terbaik untuk mencegah infeksi virus corona varian Delta. MMWR juga menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan keberhasilan vaksin Covid-19 dalam mencegah rawat inap terkait virus corona Covid-19 di antara kelompok usia berisiko tinggi.
Studi kedua menunjukkan bahwa vaksin Pfizer dan vaksin Moderna pada orang dewasa berusia 65-74 tahun memiliki tingkat efektivitas 96 persen dalam mencegah rawat inap. Tapi, tingkat efektivitas ini menurun hingga 91 persen pada orang lanjut usia 75 tahun.
Sementara, Vaksin Johnson & Johsnon memiliki tingkat efektivitas 85 persen pada kedua kelompok usia. Tingkat efektivitas vaksin Janssen itu masih 2 kali lipat dari rata-rata efektivitas suntikan flu.
Baca Juga: Vaksin Flu Bisa Turunkan Risiko Sepsis dan Stroke akibat Virus Corona Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah