Suara.com - Pemerintah Selandia Baru melakukan lockdown untuk pertama kalinya dalam 6 bulan terakhir.
Lockdown akan dimulai hari ini, Rabu (18/8/2021) selama tiga hari ke depan, kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
"Kami selalu memiliki cara sendiri untuk merespons dan cara itu berat dan dilakukan lebih awal, karena itu lebih baik daripada ringan dan lama lalu berakhir dengan penguncian yang berkepanjangan," kata Ardern dalam sebuah video yang diunggah di Facebook.
Akibatnya, jalan-jalan kota di Selandia Baru terlihat sepi. Aktivitas warga pun tidak terlihat ramai seperti bulan-bulan sebelumnya.
Selandia Baru sempat terbebas dari virus dan hidup tanpa pembatasan.
Pada Selasa sebuah kasus penularan lokal yang diduga diakibatkan oleh varian Delta ditemukan di kota terbesar, Auckland.
Ardern pada Rabu mengonfirmasi kasus baru itu adalah varian Delta dan jumlahnya bertambah empat menjadi lima, semuanya terkait dengan kasus pertama.
Salah satu kasus baru adalah seorang perawat di Rumah Sakit Auckland.
Negara itu kini berada dalam lockdown level 4, level kewaspadaan tertinggi, selama minimal tiga hari, sementara Auckland akan dikunci sepekan.
Di ibu kota Wellington, hanya sedikit orang terlihat di pusat kota yang biasanya ramai oleh para pembelanja dan pekerja kantor, sementara siaran TV memperlihatkan pemandangan serupa di Auckland.
Setelah lockdown diumumkan, toko-toko swalayan dipenuhi warga yang membeli persediaan bahan pokok meski pemerintah berkali-kali berusaha meyakinkan masyarakat bahwa tak akan ada kelangkaan pasokan.
Kegiatan bisnis dan sekolah berpindah ke rumah dan dilakukan secara daring.
Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan pemerintah akan kembali memberi subsidi upah mulai Jumat jika lockdown diperpanjang.
Kasus penularan lokal COVID-19 di Selandia Baru dilaporkan terakhir pada Februari.
Sejak itu penduduknya hidup tanpa aturan pembatasan meski sebagian perbatasan internasional masih ditutup.
Sejauh ini negara itu telah mencatat sekitar 2.500 kasus virus corona terkonfirmasi dengan 26 kematian. [ANTARA]
Baca Juga: Super Ketat! Temukan 1 Kasus Positif Covid-19, Selandia Baru Langsung Lockdown
Berita Terkait
-
Seni Memimpin dengan Empati dalam Film Portrait of a Prime Minister
-
Peggy Melati Sukma Ungkap Kerinduan Terbesarnya Setelah Pindah ke Selandia Baru
-
Pulang ke Indonesia untuk Berdakwah, Apa Pekerjaan Peggy Melati di Selandia Baru?
-
Peggy Melati Sukma Ungkap Pengalaman Puasa Ekstrem di Selandia Baru
-
Kini Menetap di Selandia Baru, Peggy Melati Sukma Cerita Perjuangan Puasa Selama 16 Jam
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?