Suara.com - Lupus salah satu masalah kesehatan autoimun jangka panjang yang tergolong sulit terdiagnosis. Gejala lupus sendiri sangat bervariasi dan mirip dengan masalah kesehatan lainnya.
Orang yang menderita lupus mungkin mengalami gejala kelelahan atau nyeri sendi. Tapi, ruam merah berbentuk kupu-kupu di kedua pipi bisa menjadi gejala khas lupus.
Lupus juga disebut sebagai lupus eritematosus sistemik, yang merupakan penyakit autoimun. Artinya, kondisi ini membuat sistem kekebalan menyerang bagian tubuh yang sehat daripada melawan penyakit itu sendiri.
Gejala lupus bisa muncul dalam banyak cara, tergantung pada di mana penyakit itu mempengaruhi tubuh. Menurut NHS dilansir dari Express, ada 3 gejala utama lupus.
- Nyeri sendi dan otot
- Kelelahan yang luar biasa
- Ruam merah berbentuk kupu-kupu di hidung dan pipi
Selain ketiga gejala utama di atas, lupus juga bisa menyebabkan sakit kepala, sariawan, demam tinggi, rambut rontok, dan sensitivitas cahaya.
Ruam kupu-kupu
Ruam merah berbentuk kupu-kupu juga disebut ruam malar yang merupakan tanda penyakit lupus. Jika Anda mengalami ruam ini, Anda harus memeriksakan kondisinya ke dokter.
Dr George Stojan, asisten profesor kedokteran di divisi reumatologi di Johns Hopkins University Medical School, menjelaskan bahwa ruam merah ini bisa terjadi karena sensitivitas UV akibat lupus.
Dr Stojan, mengatakan sekitar 90 persen pasien dengan ruam malar memiliki lupus sistemik. Ruam jenis ini bisa meradang, bengkak, menonjol, dan merah.
Baca Juga: WHO Desak China Untuk Bagikan Data Asal-usul Virus Corona Covid-19
Kondisi lain yang bisa menyebabkan ruam jenis ini, termasuk eksim. Karena itu, dokter perlu melakukan beberapa tes darah atau biopsy pada area tertentu untuk memeriksa penyebab lupus. Ruam malar adalah ruam fotosensitif, yang berarti dapat diinduksi atau diperparah setelah terpapar sinar matahari.
Sebanyak 9 dari 10 penderita lupus berjenis kelamin wanita, yang mana paling sering menyerang wanita usia 15 hingga 44 tahun. Anda juga lebih berisiko menderita lupus atau penyakit autoimun lainnya karena riwayat keluarga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?