Suara.com - Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menghadapi emosi dan memprosesnya. Kebanyakan orang mengekspresikan emosi mereka dengan bebas, namun ada orang yang mungkin menekan emosi mereka dan merasa sulit untuk mengeluarkan emosi dengan tepat.
Kesulitan mengeluarkan emosi sering kali di sebut dengan penumpulan emosi. Kondisi ini terjadi saat kapasitas seseorang yang berkurang untuk sepenuhnya mengalami emosi mereka dan bereaksi atau merespons dengan cara yang tepat.
Melansir dari Times of India, dalam beberapa kasus beberapa orang mungkin tidak mengalami emosi sama sekali dan mungkin mengalami mati rasa emosional.
Penumpulan emosi mencakup efek mati rasa dalam hal pengalaman emosional. Ketidakmampuan seseorang untuk mengekspresikan emosi, baik melalui verbal, tertulis atau cara perilaku juga berkurang.
Orang yang menderita tumpul emosional mungkin merasa sulit untuk mengeluarkan emosi melalui wajah mereka dan memodulasi suara mereka sesuai emosi mereka.
Ini adalah kondisi umum bagi orang yang menderita depresi atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Penumpulan emosi dapat membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk merasakan kesedihan dan kebahagiaan. Itu membuat seseorang gelisah, kehilangan nafsu makan, merasakan dorongan seksual dan terputus dari lingkungan mereka.
Penumpulan emosi dapat disebabkan oleh empat faktor umum, antara lain:
1. Obat-obatan
Baca Juga: Nafsu Makan Tiba-tiba Meningkat, Benarkah Tanda Sedang Depresi?
Antidepresan dapat menyebabkan seseorang menderita penumpulan emosi. Obat penenang ini juga dapat memicu penghambat dalam sistem saraf Anda yang mengurangi kemampuan seseorang untuk merasakan emosi.
2. Depresi
Ketika seseorang merasakan kekosongan di dalam dirinya, mereka mungkin mulai merasa tidak reaktif terhadap apa pun yang terjadi di sekitar mereka.
Depresi dapat membuat seseorang tumpul secara emosional dan menyulitkan mereka untuk merasionalisasi emosi mereka.
3. Penyalahgunaan alkohol dan zat
Narkoba dan alkohol dapat berdampak buruk pada sistem saraf dan menyebabkan disosiasi dari lingkungan dan peristiwa aktual seseorang dalam kehidupan. Hal ini membuat seseorang menjalani hidupnya dalam keadaan mati rasa.
4. PTSD
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan