Suara.com - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 20 bulan. Selama tahun kedua pandemi ini, nampak penambahan kasus positif di dunia lebih cepat daripada tahun lalu.
Kondisi itu terlihat dari penambahan 100 juta kedua kasus positif di dunia hanya dalam waktu 6 bulan. Padahal selama pandemi tahun pertama, butuh waktu satu tahun hingga total kasus Covid-19 di dunia mencapai 100 juta pertama.
Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 tahun ini dengan tahun lalu memang telah berbeda. Salah satunya disebabkan adanya berbagai varian baru virus Corona yang dikonfirmasi lebih cepat menular.
"Utama dan pertama adalah varian baru yang bermunculan, yang lebih cepat menular dan juga menurunkan efikasi antibodi, baik pada vaksin maupun pada penyintas. Itu sangat berdampak dan sangat membuat perbedaan percepatan penambahan kasus termasuk dampak dari kesakitan dan kematian Covid-19," kata Dicky dihubungi Suara.com, Senin (23/8/2021).
Ia mengingatkan bahwa virus Corona tersebut sebenarnya bisa dikendalikan dengan tindakan protokol kesehatan, 3T (testing, tracing, dan treatment), juga vaksinasi. Namun, selama ketiga hal itu belum bisa dilakukan secara merata di seluruh dunia, akan sulit pandemi mencapai level terkendali.
Bahkan mungkin hal terburuknya, menurut Dicky, bisa semakin memunculkan berbagai varian baru virus Corona yang lebih berbahaya dari varian Delta saat ini.
"Jadi bahwa kondisinya memang kita belum bisa menyesuaikan, berdampingan dengan situasi Covid-19 saat ini. Karena masalahnya sebagian masyarakat kita masih belum membiasakan dalam menerapkan 5M. Sebagaimana pemerintahan negara di dunia ini aspek 3T masih lemah, dan ditambah belum merata dan memadai vaksinasi," paparnya.
Dalam perkembangannya, infeksi Covid-19 di dunia saat ini total kasusnya telah mencapai 213,19 juta kasus. Total kasus Covid-19 global genap 200 juta pada 4 Agustus lalu, hanya enam bulan sejak kasus dunia pertama kali mencapai 100 juta pada akhir Januari 2021.
Baca Juga: Luhut: Tidak Boleh Satu Orang Pun Merasa Paling Tahu Menangani Covid-19 Ini!
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak