Suara.com - Virus corona bisa menembus berbagai lapisan, bahkan penghalang plastik yang biasa ditempel di toko mungkin kurang protektif.
Melansir dari WebMD, para ilmuwan yang mempelajari aliran udara, ventilasi, dan tetesan aerosol mengatakan penghalang plastik mungkin tidak membantu.
Pada kenyataannya, penghalang ini dapat memperburuk situasi dengan menghalangi aliran udara normal.
Biasanya, saat orang berinteraksi dan bernapas di sebuah ruangan, arus dan sistem ventilasi mensirkulasikan kembali udara dan menyebarkan partikel yang dihembuskan. Namun, dengan penghalang plastik, partikel bisa terperangkap di benda mati dan menumpuk.
"Jika Anda memiliki penghalang di ruang kelas, itu akan mengganggu ventilasi yang tepat di ruangan itu," kata Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech.
"Aerosol semua orang akan terperangkap dan terjebak di sana dan menumpuk, akhirnya akan menyebar ke luar meja Anda sendiri," katanya.
Beberapa variabel menjadi faktor kemanjuran penghalang plastik. Misalnya pada penghalang plastik ini, mungkin dapat menghentikan tetesan pernapasan besar dari batuk dan bersin, tetapi mungkin tidak banyak membantu mencegah partikel aerosol kecil dari virus seperti Covid-19 menyebar.
"Kami telah menunjukkan efek penghalang plastik dalam memblokir partikel yang lebih besar, tetapi juga bahwa aerosol yang lebih kecil bergerak di atas penghalang dan bercampur di udara ruangan dalam waktu sekitar lima menit," kata Catherine Noakes, seorang profesor teknik lingkungan di University of Leeds. koran.
"Ini berarti jika orang berinteraksi selama lebih dari beberapa menit, mereka kemungkinan akan terpapar virus terlepas dari peghalangnya," katanya.
Baca Juga: Update 24 Agustus: Tambah 19.106 Orang, Kasus Positif Covid-19 Indonesia Tembus 4 Juta
Efektivitas penghalang plastik kemungkinan juga tergantung pada lokasi dan pengaturannya. Misal, seorang pengemudi bus dengan penghalang besar mungkin dapat menghindari menghirup partikel yang dihembuskan penumpang.
Kasir bank atau petugas toko di belakang penghalang besar mungkin juga sebagian dilindungi.
Para peneliti telah merekomendasikan agar sekolah dan kantor fokus pada ventilasi, masker, dan vaksin untuk memperlambat penyebaran virus corona daripada menghadirkan penghalang plastik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!