Suara.com - Pejabat kesehatan Mississippi mengimbau warga untuk tidak mengonsumsi ivermectin atau obat yang diperuntukkan bagi sapi dan kuda sebagai alternatif dari vaksin Covid-19.
Dilansir dari NPR, Departemen Kesehatan Negara Bagian Mississippi mengeluarkan peringatan tentang mengonsumsi ivermectin sebagai obat Covid-19.
Otoritas kesehatan itu mengatakan bahwa setidaknya 70 persen warga dilarikan ke pusat kendali racun karena keracunan ivermectin.
Menurut ahli epidemiologi Dr. Paul Byers mengonsumsi ivermectin dapat menyebabkan ruam, mual, muntah, sakit perut, gangguan neurologis dan berpotensi hepatitis parah yang memerlukan rawat inap.
Byers mengatakan bahwa 85 persen orang yang menelepon setelah menggunakan ivermectin memiliki gejala ringan, tetapi setidaknya satu orang telah dirawat di rumah sakit karena keracunan ivermectin, menurut Mississippi Free Press.
FDA juga mendesak orang untuk berhenti mengonsumsinya. Ivermectin kadang-kadang diresepkan untuk orang-orang untuk kutu kepala atau kondisi kulit, tetapi formulanya berbeda untuk manusia dan hewan.
"Obat-obatan hewan sangat terkonsentrasi untuk hewan besar dan bisa sangat beracun pada manusia," tulis Byers dalam peringatan tersebut.
Mengingat bahwa sapi dan kuda bisa memiliki berat lebih dari 500 kilogram, dan terkadang lebih dari satu ton, jumlah ivermectin yang dimaksudkan untuk ternak tidak akan cocok untuk manusia yang beratnya hanya sepersekian dari itu.
Food and Drug Administration juga telah mempertimbangkan, menulis dalam tweet akhir pekan ini, "Kamu bukan kuda. Kamu bukan sapi. Serius, kalian semua. Hentikan."
Baca Juga: Datang ke Medan, Erick Thohir Diminta Obat Covid-19 Lebih Banyak oleh Bobby Nasution
Tweet itu menyertakan tautan ke informasi tentang penggunaan ivermectin yang disetujui, dan mengapa ivermectin tidak boleh digunakan untuk pencegahan atau pengobatan COVID-19.
FDA juga telah memperingatkan tentang perbedaan ivermectin yang diformulasikan untuk hewan dan manusia, mencatat bahwa bahan tidak aktif dalam formula yang ditujukan untuk hewan dapat menyebabkan masalah pada manusia.
"Banyak bahan tidak aktif yang ditemukan dalam produk hewani tidak dievaluasi untuk digunakan pada manusia," kata pernyataan dari badan tersebut. "Atau mereka termasuk dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada yang digunakan pada manusia. Dalam beberapa kasus, kita tidak tahu bagaimana bahan-bahan yang tidak aktif itu akan mempengaruhi bagaimana ivermectin diserap dalam tubuh manusia."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?