Suara.com - Tak banyak masyarakat yang mampu mengenali gejala utama stroke, lantaran serangan ini terjadi secara mendadak dan kerap luput dari perhatian.
Direktur Utama di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS, mengajak masyarakat untuk lebih mengenali tiga gejala stroke yang paling sering dialami pasien.
Ketiga gejala itu adalah tidak simetrisnya wajah, menurunnya kekuatan salah satu anggota gerak tubuh, dan terganggunya bicara. Inilah gejala yang paling banyak yang dialami oleh pasien stroke.
Selain ketiga gejala ini, ada juga pasien yang merasa sakit kepala yang tidak biasa, sangat hebat, diikuti penurunan kesadaran, pusing dan gangguan perilaku.
Mursyid yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) mengatakan, bila gejala-gejala ini muncul, maka pasien perlu segera mendapatkan penanganan tenaga medis.
Ketika gejala tersebut muncul, pasien hanya memiliki waktu maksimal 4,5 jam sebelum kematian sel saraf terjadi atau hal-hal buruk lainnya terjadi, termasuk kematian.
"Kalau ada gejala, terjadi mendadak atau akut, yang harus dilakukan harus pergi ke fasilitas kesehatan. Cari rumah sakit yang tepat, yang bisa melayani cepat. 4,5 jam itu golden periode. Satu detik bisa bermanfaat mencegah kematian sel saraf. Kalau kita delay sejam dua jam, akibatnya akan buruk," katanya dalam sebuah virtual media briefing, seperti dikutip dari Antara.
Mursyid mengatakan, kecacatan yang bisa terjadi bila penanganan terlambat diberikan bisa bervariasi, dari yang tak terlihat seperti gangguan konsentrasi, masalah mengingat, hingga yang kasat mata antara lain melemahnya anggota gerak yang bahkan membuat pasien selamanya harus beraktivitas di atas tempat tidur
Ada banyak faktor yang menyebabkan stroke, di antaranya usia, genetik, lalu faktor penyakit seperti kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, obesitas, serta gaya hidup tak sehat mencakup penuh stres, malas berolahraga dan pola makan buruk.
Baca Juga: Akibat Pola Hidup Kurang Gerak, Stroke Meningkat di Kalangan Usia Muda
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 memperlihatkan stroke dialami 7 per 1000 orang, dan angka ini naik menjadi 10,9 pada tahun 2018.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
Terkini
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak