Suara.com - Kemunculan kembali Saipul Jamil di TV dan Youtube usai menjalani masa tahanan akibat kasus pencabulan pada anak di bawah umur alias pedofilia mendapat reaksi keras dari netizen.
Bahkan, muncul petisi yang meminta agar penyanyi dangdut tersebut tidak dibolehkan lagi muncul di layar kaca.
Menanggapi hal ini, psikolog Veronica Adesla mengatakan pelarangan kemunculan Saipul Jamil di televisi dan Youtube perlu dilakukan, mengingat risiko trauma yang dialami oleh korban.
“Tentunya korban yang mengalami pedofilia dan melihat publik figur tersebut muncul lagi di TV, itu bisa jadi trigger buat dia. Dan itu bisa bikin flashback atau ingatan pengalamannya yang traumatis,” ungkapnya saat dihubungi Suara.com, Senin (6/9/2021).
Veronica mengatakan risiko trauma yang dialami oleh korban bahkan bisa menimbulkan reaksi fisiologis, bukan psikologis saja.
Korban trauma bisa mengalami keringat dingin, sakit kepala, dan mual. Pada aspek kejiwaan alias psikologis, korban bisa saja mengalami gangguan kecemasan hingga depresi.
“Trigger ini bisa membangkitkan trauma kalau belum selesai. Dan ini bisa berpengaruh pada emosi negatif dan mempengaruhi keseharian korban,” ungkap Veronica yang juga Co-Founder Ohana Space ini.
Terkait munculnya petisi boikot, Veronica menyebut itu adalah reaksi yang wajar dari masyarakat.
Sebab, seorang pelaku kejahatan seksual pedofilia yang muncul di televisis tentunya akan sangat meresahkan.
Baca Juga: Ramai Aksi Penolakan, Saipul Jamil: Saya Sudah Menebus Kesalahan di Penjara
“Terkait kemunculan pelaku dan ditayangkan di televisi, itu kan memunculkan reaksi dan keresahan masyarakat lewat aksi pemboikotan. Saya rasa masyarakat merasa ‘Kok nggak adil ya’, di mana pelaku keluar dan terlihat tidak merasa bersalah,” ungkapnya.
“Jadi yang jelas, dampak psikologisnya bisa menimbulkan keresahan secara massal,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Pernah Berada di Fase Sulit, Fuji Mengaku Sempat Konsultasi dengan Psikolog
-
Mudah Marah ke Orang Tua tapi Ramah ke Orang Lain? Begini Kata Psikolog
-
Psikolog Angkat Bicara Soal Gen Z yang Suka Nunda Nikah karena Finansial
-
Jangan Dipendam Sendiri! Pemprov DKI Sediakan Psikolog Gratis 24 Jam untuk Warga Jakarta
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental