Suara.com - Penyakit kronis bawaan atau komorbid dipandang sebagai bom waktu yang siap meledak kapanpun, dan bisa memperparah penyakit utama yang diderita pasien komorbid. Itulah mengapa penyakit komorbid harus dikendalikan atau dideteksi sejak dini.
Daftar penyakit komorbid yang paling umum yakni jantung, obesitas, hipertensi, dan stroke.
Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito A. Damay mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk deteksi dini penyakit komorbid, salah satunya dengan memeriksa tekanan darah untuk mendeteksi penyakit hipertensi.
"Selain itu dapat mengukur lingkar pinggang untuk mengetahui apakah kita mengidap obesitas, serta memeriksakan diri apakah kita mempunyai penyakit jantung," ujar dr. Vito berdasarkan siaran pers Allianz Indonesia, Sabtu (11/9/2021).
Deteksi penyakit komorbid dianjurkan untuk dilakukan saat usia menginjak 20 tahun ke atas, khususnya untuk mendeteksi apakah memiliki penyakit bawaan.
Semakin dini penyakit komorbid terdetekasi, maka semakin cepat bisa ditangani dan mencegah risiko perburukan lebih besar.
"Kita dapat melakukan medical check up, pemeriksaan EKG, pemeriksaan LDL yang dapat dilakukan setiap tahun untuk mengetahui perkembangan faktor metabolik yang cenderung berubah," tutur dr. Vito.
EKG atau elektrokardiogram adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas aliran jantung.
EKG umumnya dilakukan untuk mendeteksi adanya gejala gangguan jantung, seperti sulit bernapas, tubuh mudah lelah dan lemas, nyeri dada dan jantung berdebar.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli, Bagaimana Nasib Anak dengan Penyakit Bawaan?
Sedangkan LDL atau low density lipoprotein adalah pemeriksaan kadar lemak jenuh atau kolesterol jahat di dalam tubuh yang bisa memicu penyumbatan di pembuluh darah, dan meningkatnya penyakit stroke, hipertensi, atau jantung.
Ada pula pemeriksaan CT scan, rontgen, X-ray, lab test dapat dilakukan secara berkala untuk memiliki informasi dasar kondisi organ tubuh kita dan tentunya untuk mengetahui komorbid.
"Untuk mencegah risiko yang lebih parah, maka lakukanlah pencegahan dengan mendeteksi komorbid sejak dini serta menerapkan pola hidup sehat yang baik. Untuk yang terpapar, maka diperlukan penanganan efek komorbid dengan mengobatinya,” pungkas dr. Vito.
Pencegahan komorbid ini dapat kita lakukan dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, rutin berolahraga dan berjemur untuk membentuk imunitas tubuh yang kuat.
Selain itu ketika pandemi, patuhi protokol kesehatan dengan memakai double mask sesuai anjuran, menjaga jarak untuk mengurangi dampak terpapar, meminimalisir kerumunan dan senantiasa menjaga kebersihan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental