Suara.com - Tren penurunan kasus Covid-19 yang dalam beberapa pekan terakhir menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menjadi pelajaran bagi Indonesia.
Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, penurunan kasus harus dipertahankan agar Indonesia tidak masuk ke dalam gelomabg ketiga virus Corona yang menyerang sejumlah negara-negara dunia.
"Tugas besar kita sekarang mempertahankan kurva yang tengah melandai ini. Terdapat 2 pelajaran utama menjadi catatan kita," kata Wiku dalam keterangan di situs resmi Satgas Covid-19.
Lebih lanjut, hal pertama yang dimaksud ialah dengan sungguh-sungguh menjaga protokol kesehatan seiring pembukaan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Bila mempelajari perkembangan varian delta yang terbukti lebih cepat menular baik di negara asalnya India dan Indonesia, menunjukkan butuh waktu di kedua negara untuk mencapai fase lonjakan.
Di India, varian delta muncul sejak September 2020, namun lonjakan terjadi pada April 2021. Sementara di Indonesia varian delta ditemukan pada Januari 2021, namun lonjakan terjadi pada Juli 2021. Ini menandakan bahwa lonjakan kasus terjadi bukan semata-mata karena varian Delta, tetapi akibat aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang tidak diimbangi dengan prokes ketat.
"Apabila kita mampu membatasi aktivitas sosial ekonomi, maka dampak dari varian tidak akan melonjak signifikan," jelasnya.
Kedua, dengan melihat pola lonjakan di Indonesia yang berselang 3 bulan dari dunia serta negara lain seperti India, Malaysia dan Jepang, maka sikap waspada dan disiplin protokol kesehatan diharuskan agar tidak menyusul negara lain mengalami third wave.
"Kita dapat belajar dari India mengingat kasusnya melandai dalam beberapa bulan terakhir," lanjut Wiku.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Ungkap Peran Penting Indonesia Dalam Pengendalian Pandemi Secara Global
Disamping itu, Wiku memaparkan hasil pembelajaran terhadap periode lonjakan yang terjadi di masa pandemi COVID-19. Di dunia sejauh ini telah mengalami 3 puncak di tahun 2021. Masing-masing terjadi pada bulan Januari (pertama), April (kedua) dan Agustus - September (ketiga).
Negara penyumbang total kasus positif terbanyak di dunia, Amerika Serikat saat ini tengah mengalami third wave dan kurvanya perlahan melandai. Pola kenaikan kasus di Amerika Serikat, mirip pola kenaikan kasus dunia. Terutama pada kenaikan bulan Januari dan September di tahun 2021.
Terdapat sedikit perbedaan yang terjadi pada bulan April 2021, kasus COVID-19 dunia melonjak dan Amerika Serikat malah menurun. Jepang dan Malaysia memiliki pola kenaikan kasus serupa dengan dunia dimana terjadi kenaikan 3 kali lonjakan kasus pada Januari, April dan Agustus -September. Jepang sudah menurun, namun Malaysia masih berada di puncak ketiga.
Perkembangan kasus yang paling berbeda dengan negara-negara lainnya adalah di India yang mengalami lonjakan kasus pertama pada September 2020. Dimana negara lain belum mengalami lonjakan pertama. Namun, pada tahun 2021 dimana negara lain mengalami puncak, India malah menurun dan mengalami puncak pada April 2021, dan lonjakan signifikan dan menjadi penyumbang kasus tertinggi di dunia.
Namun, puncak kedua terus mengalami penurunan dan saat ini kurva kasusnya mendatar selama 2,5 bulan berturut-turut. Cukup berbeda dibandingkan dunia dan negara lain yang tengah mengalami kenaikan kasus.
Melihat pola Indonesia, mengalami periode puncak kasus sama dengan periode dunia, AS dan Jepang, yaitu pada Januari 2021. Namun uniknya, ketika dunia mengalami puncak kedua pada April, Indonesia mengalami pelandaian. Ketika Indonesia mengalami puncak kedua di Juli lalu, justru negara-negara lain dan dunia tidak mengalami kenaikan.
Berita Terkait
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Ulasan City of Ash and Red, Novel Thriller Psikologis yang Menyesakkan
-
Review Film Eddington: Paranoia Massal dan Satir Gelap Ala Ari Aster
-
KPK Usut Bansos Presiden: Berani Bidik 'Ikan Paus' Korupsi atau Berhenti di Eselon Bawah?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja