Suara.com - Tahukah Anda bahwa dalam keadaan normal, jantung kita berdenyut sekitar 60-100 kali setiap menitnya? Artinya, dalam kurun waktu 24 jam, jantung berdenyut sekitar 100.000 kali. Namun, bagaimana jika denyut jantung Anda sering tidak beraturan? Kelainan irama atau laju jantung ini disebut aritmia yang umumnya disertai dengan sejumlah gejala seperti berdebar, sesak nafas, nyeri dada, pusing dan pingsan. Lantas, apakah aritmia dapat disembuhkan?
drg. Rina Setiawati selaku Chief Operating Officer (COO) Eka Hospital menerangkan, secara umum, aritmia dapat disembuhkan jika ditangani dengan baik. Namun, tidak banyak dokter spesialis jantung yang juga merupakan konsultan aritmia. Bahkan jumlahnya hanya berkisar 30-40 dokter di seluruh Indonesia.
"Di Eka Hospital, kami memiliki 4 dokter spesialis jantung yang juga merupakan konsultan aritmia. Selain itu, kami juga memiliki fasilitas pemasangan alat pacu jantung untuk pasien dengan keluhan denyut jantung yang lemah, serta fasilitas programming untuk pasien-pasien pasca pemasangan alat jantung," tutur drg. Rina Setiawati.
DR. Dr. M. Yamin, Sp.JP(K), FACC, FSCAI yang merupakan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah menambahkan bahwa aritmia dapat diartikan dalam dua kondisi, yaitu takikardia: denyut jantung terlalu cepat, lebih dari 100 kali per menit pada usia dewasa dalam kondisi istirahat, serta bradikardia: denyut jantung terlalu lambat, di bawah 60 kali per menit pada usia dewasa. Takikardia umumnya didiagnosa dengan pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. Untuk pemeriksaan dalam waktu yang lebih panjang, bisa menggunakan holter atau implantable loop recorder guna mendeteksi gangguan irama jantung. Di sisi lain, denyut jantung akan semakin pelan (bradikardia) seiring pertambahan usia karena penurunan kualitas dari generator dan saluran listrik di jantung. Hal inilah yang dapat membuat denyut jantung melambat di bawah 60 kali per menit.
“Pelambatan ini membuat jantung tidak sanggup memompa darah ke berbagai organ vital dalam tubuh dan berakibat pada kesehatan misalnya sering pusing, kelelahan, hingga pingsan. Keluhan berat dapat berupa nyeri dada, sesak nafas, hingga stroke.” tutur dokter yang berpraktik di Eka Hospital BSD Tangerang tersebut.
Untuk mengatasinya, pasien membutuhkan alat pacu jantung permanen (permanent pacemaker) yang terdiri dari generator (ditanam di bawah kulit dinding dada) dan lead atau kabel (penghantar listrik dari generator ke jantung) yang membantu jantung pasien kembali berdenyut dengan normal. Proses pemasangan alat pacu jantung ini dikerjakan di ruangan kateterisasi jantung dengan bantuan alat fluoroskopi untuk memastikan lokasi penempatan. Tindakan ini merupakan metode minim sayatan dan dikerjakan dengan bius lokal di daerah dinding dada sebelah kanan atau kiri.
Tidak hanya pemasangan, Eka Hospital juga melayani perawatan pasca pemasangan alat pacu jantung seperti cek baterai, reposisi alat pacu dan kabel pemasangan dengan pilihan dari penyedia alat pacu jantung seperti Medtronic, Biotronic, dan St Jude.
Selain itu, Eka Hospital juga menghadirkan pusat penanganan aritmia yang cepat dengan fasilitas pemeriksaan listrik jantung dan tindakan kateter ablasi. Eka Hospital melakukan lebih dari 100 tindakan ablasi jantung setiap tahunnya serta akan memiliki teknologi Cryo Ablation AF di tahun 2022. Melalui teknologi ini, durasi tindakan ablasi dapat dipersingkat menjadi 1-2 jam saja sementara tindakan dengan radiofrekuensi memakan waktu lebih lama, yakni 4-5 jam. Biaya pemasangan alat pacu jantung di Eka Hospital dimulai dari Rp 120 juta, sedangkan tindakan ablasi jantung berkisar dari Rp 108 juta hingga 180 jutaan.
Saat ini, Pusat Aritmia Jantung Eka Hospital didukung oleh 4 dokter profesional yakni:
Baca Juga: Terbunuh oleh Ketidakadilan
· DR. Dr. M. Yamin, Sp.JP(K), FACC, FSCAI
· Dr. Ignatius Yansen Ng, Sp.JP (K), FIHA
· Dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP, (K)
· Dr. Haryadi, Sp.JP (K), FIHA
Berita Terkait
-
Buat Berjaga-jaga, Tes Ibu Jari Bisa Bantu Deteksi Penyakit Jantung, Begini Caranya
-
Cuaca Dingin Picu Serangan Jantung, Ini Saran Ahli
-
Cuaca Dingin Sebabkan Risiko Serangan Jantung Meningkat dan Berita Hits Health Lainnya
-
Cuaca Dingin Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ikuti Saran Ahli!
-
Bisa Jaga Kesehatan Jantung dan Cegah Stroke, Ini Manfaat Mengkonsumsi Kacang-kacangan
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C