Suara.com - Alat kontrasepsi intrauterine device atau yang sering dikenal IUD memang menjadi salah satu pilihan banyak perempuan. Alat berbentuk T kecil yang ditanam di dalam rahim ini bekerja dengan mencegah sel telur dibuahi oleh sperma.
Melansir dari India Express, para ahli mengatakan bahwa umur panjang perangkat tergantung pada jenisnya. Dapat digunakan selama 5 sampai 10 tahun setelah ditempatkan.
Menurut dokter Hemavathi Srinivasan, konsultan dalam kedokteran feto-maternal dan obstetri dan ginekologi, Motherhood Hospital, Bangalore, alat kontrasepsi dalam rahim efektif hingga hampir 99 persen.
“Perangkat seperti IUD terbukti sangat efektif karena tidak ada ruang untuk membuat kesalahan atau tidak ingat untuk minum pil. Setelah alat kontrasepsi dipasang,” kata dokter Srinivasan.
Efek samping awal IUD dapat mencakup kram dan nyeri punggung setelah pemasangan. Gejala-gejala ini berlangsung selama beberapa jam, jadi Anda mungkin perlu menunggu sampai hari berikutnya untuk berolahraga.
Beberapa perempuan mengalami pendarahan, kram, dan nyeri selama beberapa minggu dan mungkin ingin menunggu lebih lama. Tidak ada alasan medis untuk menghindari olahraga setelah pemasangan IUD.
Namun, IUD tidak dianggap sebagai pilihan terbaik bagi mereka yang mengalami pendarahan hebat hingga menstruasi yang menyakitkan.
Dokter Hemavathi mengatakan efek samping IUD bervariasi dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Alat kontrasepsi dalam rahim tembaga tidak memiliki hormon di dalamnya yang berarti bahwa perempuan tetap mengalami menstrausi seperti biasanya.
Melansir India Express, berikut efek samping IUD ini, antara lain:
Baca Juga: 5 Penyebab Haid Tidak Lancar yang Paling Umum
- Pendarahan lebih banyak
- Menstruasi mungkin berlangsung sedikit lebih lama
- Ketidaknyamanan saat alat kontrasepsi ditempatkan dengan baik
- Dapat juga menyebabkan sakit punggung yang parah atau ringan beberapa hari setelah dipasang
- Kram intens
Selain efek samping, berikut keuntungan utama kontrasepsi IUD:
- Bentuk kontrasepsi ini bertahan lebih lama daripada pil KB
- Tidak ada risiko perforasi yang diketahui
- Jika dilakukan dengan hati-hati, tidak ada risiko infeksi
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!