Suara.com - Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami tren penurunan dalam beberapa waktu belakangan. Namun, sejumlah ahli meminta masyarakat tidak terlena dan tetap waspada akan gelombang ketiga kasus virus corona di kemudian hari.
Bahkan, Ahli Epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman memprediksi bahwa gelombang ketiga Covid-19 terjadi di bulan Desember 2021.
Prediksi itu membuat sejumlah masyarakat skeptis dengan bagaimana sebenarnya perhitungan tersebut diambil hingga memunculkan prediksi Desember 2021?
"Asumsinya bahwa hingga November setidaknya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tentu masih terus berjalan bahkan Desemberberjalan dengan leveling yang makin turun," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Rabu, (22/9/2021).
Namun, turunnya level PPKM ini juga memiliki kecenderungan meningkatkan mobilitas masyarakat. Dari asumsi tersebut, puncak peningkatan itu akan tiba di Desember 2021.
"Saat ini makin meningkat mobilitas, dan peningkatan itu mendekati puncaknya di Desember itu tadi, karena sudah mulai setahun, jadi asumsinya mulai meningkat mobilitas orang, antar pulau meningkat, di dalam pulau besar juga meningkat," kata Dicky.
Selain itu, ia juga memprediksi bahwa pada Desember 2021 mendatang, bahwa sebaran dari varian delta yang ada di luar Pulau Jawa akan mendekati puncaknya.
"Karena kemarin tertahan PPKM yang ketat, ppkm yang ketat tadinya diperkirakan mulai Oktber mulai melonggar. DI november kemungkinan banyak yang turun levelingnya, tapi tidak merepresentasikan 3T yang sebenanrya," ujar Dicky.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tingkat cakupan vaksinasi Covid-19 lengkap di Indonesia masih relatif rendah, yakni baru sekitar 22 persen dari target populasi. Ia mengatakan bahwa kombinasi tersebut bisa menjadi ledakan gelombang ketiga Covid-19 di Desember 2021 mendatang.
Baca Juga: 684.900 Dosis Vaksin AstraZeneca Mendarat di Bandara Soetta
Juru bicara Satgas Covid-19 prof. Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa saat ini, gelombang ketiga kasus virus Corona tengah terjadi secara global. Namun, kondisi Indonesia saat ini justru tengah dalam penurunan kasus terendah selama pandemi.
Kondisi tersebut mirip dengan saat terjadi gelombang kedua di dunia yang terjadi pada April lalu. Sedangkan Indonesia baru mengalaminya pada bulan Juli.
"Saat dunia sedang mengalami second wave, Indonesia justru sedang mengalami titik terendah kasus mingguan. Pada saat Indonesia sudah meningkat, justru dunia sedang mengalami penurunan kasus sebelum akhirnya kembali meningkat dan mencapai thrid wave," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/9/2021).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja