Suara.com - Pasien epilepsi yang kambuh dan kejang di tempat umum bisa membahayakan dirinya sendiri. Untuk itu, masyarakat umum perlu mengetahui bagaimana memberikan pertolongan pertama epilepsi.
Dokter spesialis saraf dr. Irawati Hawari, Sp. S., menekankan siapa pun yang berada di dekat pengidap epilepsi dengan gejala kejang, sangat disarankan jangan sampai bersikap panik hingga melakukan hal yang keliru.
Tindakan umum namun keliru yang masih sering dilakukan masyarakat saat memberikan pertolongan pertama pada pasien epilepsi yang kejang ialah memasukan sendok ke dalam mulut pasien.
"Pertolongan pertama pada pasien epilepsi kalau terjadi kejang rata-rata memasukkan sendok ke mulut, ini jangan dilakukan. Jadi kalau memang di sekitar ada yang kejang, jangan masukkan apapun ke dalam mulut tapi lindungi kepala dari benda yang berbahaya, yang keras. Kita bisa beri alas kepalanya," kata dokter Irawati dalam webinar Brain Awareness Week, Kamis (23/9/2021).
Kemudian, tak perlu berusaha menahan gerakan orang yang sedang kejang karena epilepsi. Jangan meluruskan tubuh maupun kaki yang menekuk selama kejang.
Terpenting, menurut dokter Irawati, pendamping harus menghitung lama kejang terjadi. Juga apakah terjadi pengulangan dalam satu waktu tanpa pasien sempat sadar penuh.
Menurutnya, biasanya kejang hanya berlangsung beberapa detik atau paling lama 1-2 menit. Namun, pasien tidak akan langsung sadar penuh meski kejang sudah berhenti.
"Setelah kejang biasanya bingung, ditanya juga masih belum nyambung. Itu kita biarkan saja, kita temani sampai dia sadar penuh. Sebelum sadar penuh juga jangan kita memberikan minuman atau makanan apa pun sampai dia benar-benar sadar," jelasnya.
Jika kejang hanya sebentar dan tidak ada berulang, maka tidak perlu dibawa ke rumah sakit. Namun, apabila berulang dalam satu waktu, sebelum pasien sempat sadar penuh setelah kejang awal, disarankan dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Stigma Negatif Bisa Berdampak Buruk dalam Pengobatan Pasien Epilepsi
"Kalau misalnya pagi dia kejang, terus sembuh. Tapi kemudian sore dia kejang lagi, itu juga tidak perlu langsung dibawa ke rumah sakit. Baru dibawa ke rumah sakit kalau kejangnya berulang tanpa adanya sadar penuh atau kejangnya terlalu lama," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Amanda Manopo Mengidap Penyakit Apa? Buka-Bukaan Kondisi Kesehatan sebelum Menikah
-
7 Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan, Waspada Situasi Daruratnya
-
7 Fakta Seputar Polisi Tembak Gas Air Mata ke Unisba dan Unpas
-
4 Pertolongan Pertama Digigit Ular, Jangan Panik Selamatkan Nyawa!
-
Jinakkan Serangan Asam Lambung dengan 7 'Pemadam Api' Cepat Ini!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja