Suara.com - Dokter mengklasifikasikan obesitas berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) mereka. Menurut klasifikasi standar, orang dengan IMT lebih besar dari 25 kg/m2 tetapi kurang dari 30 kg/m2 termasuk kelebihan berat badan, sementara obesitas adalah mereka dengan IMT 30 kg/m2 atau lebih.
Medical News Today melaporkan bahwa selama 20 tahun terakhir beberapa ilmuwan berpendapat pendekatan yang berfokus pada penurunan berat badan pada penderita obesitas itu 'salah jalan'.
Sebaliknya, mereka menyarankan pendekatan "gemuk tapi bugar", yang fokusnya pada peningkatan aktivitas fisik serta kebugaran kardiorespirasi.
Menurut mereka, cara tersebut, bahkan tanpa program penurunan berat badan, dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian pada penderita obesitas.
Berdasarkan ulasan mereka di jurnal iScience, ada bukti konsisten yang menunjukkan bahwa kebugaran kardiorespirasi bisa mengurangi, atau bahkan menghilangkan risiko kematian pada penderita obesitas.
Begitu juga dengan aktivitas fisik umum dapat menurunkan semua penyebab dan risiko kematian akibat penyakit jantung. Tetapi memang, dampak aktivitas ini pada risiko kematian kurang terasa dibanding kebugaran kardiorespiasi.
Jadi, apabila keduanya digabung, maka akan bisa mengurangi risiko kematian pada penderita obesitas dalam jangka panjang.
Di sisi lain, olahraga juga meningkatkan kontrol glukosa darah, kadar kolesterol, dan fungsi pembuluh darah pada tingkat yang sema seperti program penurunan berat badan.
Baca Juga: Viral Pengakuan Suami Selingkuhi Istri Gegara Obesitas, Kisahnya Bikin Publik Geram
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?