Suara.com - Sebuah studi baru telah menemukan bahwa hampir setengah dari ibu-ibu dalam penelitian di kota New York mulai berhenti untuk hamil lagi setelah pandemi. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal medis JAMA Network Open.
Melansir dari Times of India, dipimpin oleh para peneliti di NYU Grossman School of Medicine, survei 1.179 ibu di New York City juga menemukan bahwa sepertiga perempuan yang telah berpikir untuk hamil sebelum pandemi belum mulai mengatakan mereka tidak lagi ingin hamil.
"Temuan kami menunjukkan bahwa wabah awal Covid-19 tampaknya telah membuat perempuan berpikir dua kali tentang memperluas keluarga mereka dan dalam beberapa kasus, mengurangi jumlah anak-anak yang pada akhirnya akan dimiliki," kata penulis utama penulis dan epidemiologi Linda Kahn, PhD, Mph.
"Ini adalah contoh lain dari potensi konsekuensi jangka panjang dari pandemi di luar efek kesehatan dan ekonomi yang lebih jelas," tambah Kahn.
Kehamilan menjadi lebih berisiko dan lebih sulit selama pandemi. Kahn, asisten profesor di departemen pediatri dan kesehatan populasi di Nyu Langone Health, mencatat bahwa semua perempuan dalam penelitian ini sudah memiliki setidaknya satu anak usia 3 atau lebih muda.
Bukti awal telah mengidentifikasi penurunan kelahiran di Amerika Serikat selama pandemi virus corona.
Data baru-baru ini menunjukkan bahwa AS melihat sekitar 300.000 kelahiran lebih sedikit pada tahun 2020.
Namun, hingga saat ini, beberapa investigasi telah mengeksplorasi akar penyebab di balik keputusan individu untuk menunda kehamilan.
"Hasil ini menekankan bahwa virus corona telah mengambil tidak hanya pada orang tua individu tetapi mungkin pada tingkat kesuburan secara keseluruhan," kata studi senior penulis epidemiologi Melanie Jacobson, PhD, MPH.
Baca Juga: Era Pandemi, Simpanan Aman? Penarikan Aman? Nasib Bank?
Jacobson, seorang ilmuwan riset di Divisi Pediatri Lingkungan di Nyu Langone, memperingatkan bahwa investigasi ini hanya mencakup perempuan yang berencana untuk memiliki anak dan tidak memperhitungkan kehamilan yang tidak direncanakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya