Suara.com - Penyakit Parkinson terjadi ketika sel-sel otak yang memproduksi dopamin, pembawa pesan kimia yang mengoordinasi gerakan otot dan respons emosional, berhenti bekerja atau mati.
Kondisi tersebut umumnya menyebabkan gejala motorik, seperti tremor, kekakuan dan kelambatan gerakan yang disebut bradikinesia. Gejala lainnya adalah kecemasan serta depresi.
Tetapi hingga kini ilmuwan belum mengetahui penyebab pastinya, lapor Health.
"Kami tidak mempunyai satu penyebab. Yang kami tahu penyakit Parkinson terjadi karena interaksi antara otak yang menua, genetik, dan lingkungan," jelas Lynda Nwabuobi, MD, asisten profesor neurologi klinis di Weill Cornell Parkinson's Disease and Movement Disorders Institute.
Di sisi lain, ada 4 faktor risiko yang meningkatkan risiko Parkinson, yakni:
1. Usia
Usia memang tidak secara langsung menyebabkan penyakit Parkinson, tetapi bertambah tua menjadi faktor risiko terbesar untuk mengalami gangguan neurologis. Sebab, sel-sel otak lebih rentan terhadap cedera.
Penyebab lainnya, ekspresi gen dapat berubah seiring waktu, memicu perubahan dalam aktivitas seluler yang pada akhirnya mengakibatkan Parkinson.
Biasanya, orang dengan Parkinson didiagnosis pada usia 60-an dan kemungkinan meningkat seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Gejala Penyakit Parkinson, Waspadai Perubahan pada Otot Wajah Anda
2. Genetika
Yayasan Parkinson mengungkap genetika menyumbang Parkinson sebesar 10 persen hingga 15 persen kasus.
Tetapi penelitian genetik masih dalam tahap awal, sehingga para ahli belum memiliki gambaran lengkap tentang peran yang dimainkan gen.
"Banyak mutasi gen telah ditemukan, tetapi kami tahu bahwa kami hanya menyentuh permukaan," kata Dr. Nwabuobi.
3. Lingkungan dan gaya hidup
Meski para ahli belum menemukan hubungan pasti antara Parkinson dengan faktor lingkungan dan penyebab penyakit, bukti menunjukkan faktor tersebut bisa saja berperan dalam perkembangan penyakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang