Suara.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi termasuk kondisi yang bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan berbahaya, seperti penyakit jantung. Tekanan darah tinggi ini bisa diobati dengan obat-obatan.
Tapi, pengobatan yang paling efektif untuk mencegah dan mengurangi tekanan darah tinggi adalah mengubah pola makan Anda.
Tekanan darah tinggi sendiri memiliki gejala yang sanat sedikit dan terkadang samar, sehingga sulit untuk dideteksi sejak dini. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung maupun stroke bila diabaikan.
Selain itu, tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko kegagalan organ, termasuk penyakit ginjal dan kebutaan. Karena itu, Anda perlu memastikan tekanan darah tinggi ini tidak menyebabkan masalah kesehatan yang lebih berbahaya.
Sebaliknya, Anda harus memeriksakan tekanan darah secara teratur oleh dokter. Terutama, bila Anda termasuk orang yang berisiko mengalami tekanan darah tinggi, seperti kelebihan berat badan, perokok atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
Jika Anda berusia 40 tahun ke atas, NHS mengatakan Anda harus memeriksakan tekanan darah tinggi Anda setiap 5 tahun. Di sisi lain, Anda bisa menjalani pengobatan alami untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
Diet DASH (DASH singkatan dari Dietary Approaches to Stopping Hypertension) mengatakan membatasi asupan garam cukup satu sendok sehari bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Namun, mereka menganjurkan untuk makan kurang dari satu sendok teh garam setiap hari.
Karena dilansir dari Express, Anda disarankan untuk mengurangi natrium atau garam secara bertahap. Caranya dengan membatasi diri dengan makan cukup satu sendok teh garam sehari.
Kemudian, kurangi asupan garam Anda menjadi dua pertiga sendok teh jika sudah terbiasa dengan makanan yang kurang asin. Tapi, Anda juga harus ingat bahwa banyak makanan kemasan yang mengandung natrium cukup tinggi, seperti makanan siap saji dan saus.
Baca Juga: Pakar Oxford: Virus Corona Covid-19 akan Jadi Flu Biasa pada Tahun Depan
Selain mengurangi garam, diet DASH juga menyarankan Anda harus makan banyak sayuran, mengurangi asupan mentega atau margarin dan membatasi asupan daging yang tidak lebih dari 170 gram per hari untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Diet DASH mendorong Anda untuk makan biji-bijian serta mencoba menjalani lebih banyak pola makan nabati.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?