Suara.com - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengatakan pengetatan dan pelonggaran aktivitas masyarakat masih akan terus dilakukan selama pandemi COVID-19. Apa alasannya?
Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, pengetatan dan pelonggaran aktivitas masyarakat merupakan langkah penting agar Indonesia bisa hidup berdampingan dengan COVID-19.
"Dalam masa hidup berdampingan dengan COVID-19 ini, pengetatan pelonggaran akan terus dilakukan menyesuaikan dengan data yang riil di lapangan, sehingga sensitivitas terhadap lingkungan sangat diperlukan," kata Wiku, dikutip ANTARA.
Selain itu, protokol kesehatan tetap menjadi bagian penting dalam pencegahan infeksi COVID-19 agar bisa menuju endemi COVID-19.
Dengan demikian, perilaku untuk terus disiplin dan ketat melaksanakan protokol kesehatan menjadi modal utama dalam hidup berdampingan dengan COVID-19.
Wiku menuturkan perilaku adalah hal yang kompleks, timbul karena terbiasa dan butuh waktu.
Oleh karena itu, pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk konsisten dan taat melakukan protokol kesehatan hingga menjadi kebiasaan baru yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Wiku mengatakan pemerintah Indonesia juga terus berupaya mempersiapkan kebijakan yang mendukung terbentuknya perilaku yang lebih kondusif kesehatan.
Diharapkan masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk tidak pernah lengah menerapkan protokol kesehatan sekalipun kasus COVID-19 sudah menurun dan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilakukan.
Baca Juga: Epidemiolog: Prokes dan 3T Perlu Dilakukan Agar Bisa Hidup Berdampingan dengan COVID-19
Di samping itu, kekebalan tubuh masyarakat terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 juga terus ditingkatkan dengan pemerintah menyediakan vaksin COVID-19 secara merata dan setara, dan masyarakat menjalani vaksinasi COVID-19 dan memiliki pola hidup sehat dan bersih. [ANTARA]
Tag
Berita Terkait
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Ulasan City of Ash and Red, Novel Thriller Psikologis yang Menyesakkan
-
Review Film Eddington: Paranoia Massal dan Satir Gelap Ala Ari Aster
-
KPK Usut Bansos Presiden: Berani Bidik 'Ikan Paus' Korupsi atau Berhenti di Eselon Bawah?
-
Asia Diguncang Covid-19: Bisakah Indonesia Pertahankan Status Aman?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental