Suara.com - usai sembuh dari virus coron, banyak penyintas yang mengeluhkan kerap munculnya gejala. Kondisi itu juga dikenal dengan long Covid-19.
Dokter spesialis paru dari Siloam Hospitals Surabaya, mengatakan bahwa timbulnya gejala long Covid-19 diakibatkan oleh rusaknya jaringan tubuh oleh virus sehingga terganggunya respon pada imun dan kondisi psikologis.
"Paska infeksi akut dari virus COVID-19, terjadi kerusakan endotel dan inflamasi pada jaringan paru. Umumnya terjadi pada latihan dan riwayat memori traumatis akan penyakit yang berat juga perawatan yang lama di rumah sakit", tutur dokter DR. Isnin Anang dalam keterangannya, Senin, (11/10/2021).
ia memaparkan, bahwa mengacu pada data Kementerian Kesehatan RI, untuk pasien COVID-19 selama 1 bulan sekitar 53,7 persen pasien mengalami gejala long Covid-19 merupakan pasien perokok, 43, 6 persen pasien selama 1 sampai 6 bulan mengalami gejala akut long COVID-19 dan sebanyak 2,7 persen pasien selama lebih dari 6 bulan pasien berusia lanjut.
Hal lain yang signifikan selain mekanisme imunologis adalah rasa ketakutan akan penyakit COVID-19. Ketakutan akan masa depan yang tidak menentu, stigma, dan memori traumatis akan penyakit yang berat serta isolasi sosial.
Gejala long COVID-19 dapat ditangani dan disembuhkan. DR. Dr. Isnin Anang M, Sp.P(K), FCCP, FISR, FAPSR, dokter spesialis paru dari Siloam Hospitals Surabaya menjelaskan, tidak semua pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit dan sembuh dari infeksi COVID-19 akan mengalami gejala-gejala long COVID-19 seperti disebutkan di atas.
"Tapi kalau pasien merasa setelah sembuh punya gejala-gejala menetap, maka perlu penanganan komprehensif untuk pasien long COVID-19," ujarnya.
Meskipun gejala-gejalanya tampak seperti penyakit lain pada umumnya, untuk menegakkan diagnostik dan terapi yang tepat, pasien tetap memerlukan pemeriksaan dan rekomendasi dari dokter penanggung jawabnya. "Pun jika diperlukan melakukan konsultasi kepada psikiatri, " imbuh Isnin Anang.
Sebab, setiap gejala akan diberikan treatment atau terapi yang berbeda-beda. Mulai dari manajemen penyakit penyerta, menjaga kesehatan mental, kondisi dukungan sosial, finansial serta budaya, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Luhut Antisipasi Lonjakan Covid-19 Saat Natal dan Tahun Baru
Dalam penanganannya maka perlu dilakukan konsultasi oleh dokter atau bahkan psikiatri. Selain penanganan tersebut, mengkonsumsi makanan bergizi yang seimbang, melakukan rehabilitasi fungsi dari organ tubuh pun menyesuaikan kondisi fisik dan istirahat yang cukup.
"Jadi dalam kesimpulannya bahwa long COVID-19 sindrom itu memang ada dan perlu memahami keluhan dan gejala pada pasien serta pendekatan komprehensif dan multidisiplin", pungkas dokter Isnin Anang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis